Welcome...Selamat Datang...

Kamis, 25 Maret 2021

Kebodohan Egoku


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

interpretasi waktuku
hanya didukung
oleh ego kesombonganku
seolah aku sendiri yang bisa menguasainya
misteri tak terbatas dari bintang-bintang
dan rantai mereka ke definisi
dari titik ke titik rasi bintang
dari imajinasiku yang terbatas

kemudian menjebak pasir waktu
untuk persneling dan mata air
dan ikatkan ke pergelangan tanganku yang rapuh
saat aku memahkotai diriku sendiri
sebagai anak seorang desainer besar
yang memahat dagingku sendiri
dalam sebagian besar gambar kudus

aku tidak tahu apa-apa tentang hal itu
aku berpura-pura tahu
sebagai cacat kecerdasanku
apakah itu dirancang sendiri

aku bukan yang lebih baik
dari pada makhluk
dengan siapa aku berbagi di bumi ini

selain aku menyangkal diriku sendiri
kesenangan sederhana
melolong terhadap bulan
atau bernyanyi dengan matahari terbit
atau berbaring di permukaan
dan dalam keheningan
dari cahaya bulan berkilauan
di atas air kolam yang tenang

aku membuat kebisingan
ketika itu tidak perlu
dan diam
kapan aku harus berbicara
sebagai iblis dalam perbuatanku
ada di setiap detail
kekejaman
aku telah menyebar melalui sejarah

terkadang atas nama tuhan
dan terkadang atas nama negara
dan di zaman
dari kemunafikanku yang paling memanjakan
atas nama keduanya

karena aku telah menyelam sendiri
oleh garis imajiner
ditarik di pasir
aku yakin aku telah terperangkap
dan diikat ke pergelangan tanganku yang rapuh

seolah-olah waktu hanya ada di pihakku
bergerak dalam satu arah
bermain sesuai aturanku
dibentuk oleh dewaku
menciptakan untuk memberkatiku
untuk diriku infleksi
dan dosa memanjakan diri sendiri

karena lebih mudah
untuk menyalahkan iblis
untuk semua buah
yang aku curi dan kumpulkan

tetapi iblis itu nyata
dalam kejahatan yang dilakukan
oleh darah yang aku miliki
berjalan di nadiku
dan darah yang aku tumpahkan
untuk memberi makan rasa takut dan kebencian
dongeng dan mitos terlalu tua
bagi siapa saja untuk diingat
ditulis dalam bahasa
tidak ada yang pernah berbicara atau mendengar

sementara itu aku mengabaikan
fakta yang paling sederhana
bahwa ketika aku sudah terlalu jauh
menjatuhkan satu bom terlalu banyak
biarkan satu terlalu banyak peluru melambung
bahwa ketika rasa takut dan benci menelan
pada kesempatanku yang terakhir

waktu itu akan berjalan tanpa aku
dan itu semuanya
semua yang aku ikat di pergelangan
tanganku yang rapuh
tidak lebih dari egoku yang tidak berarti


***
Solo, Rabu, 27 November 2019. 8:08 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
painting by Fabien Delaube
 

0 comments:

Posting Komentar