Baik itu saudara, teman, sahabat
atau bahkan mantan pacar mungkin pernah mengungkapkan ini, “Aku memaafkan tetapi
tidak akan melupakannya” Perkataan ini bisa kepada anda atau kepada orang di
sekeliling anda. Sebelum bertanya dan menyayangkan tindakan atau ungkapan
tersebut, ada baiknya anda mengetahui
mengapa pernyataan tersebut muncul.
Ada dua hal yang menarik dari
ungkapan tersebut. Pertama kalau memang anda ingin melabeli dirinya yang
mengatakan itu pendendam, toh dirinya masih mau memaafkan. Tetapi, apabila anda
juga mempunyai kesimpulan dirinya pemaaf dan pemurah, mengapa tidak mau
melupakan masalah yang pernah terjadi?
Tidak bermaksud menyepelekan
masalah. Namun, apabila sebuah kesalahan masih tetap terpendam dalam ingatan
seseorang, bukan tidak mungkin masalah tersebut akan menjadi bibit permasalahan
berikutnya yang tidak kalah hebat. Ujung-ujungnya kekecewaan dan mungkin akan
menghilangkan kembali kata maaf.
Jangan pernah menganggap permasalahan ini hanya tertuju pada
poin kalau wanita selalu mengutamakan perasaannya, ketimbang logika khas
karakter pria. Ada pendekatan lain yang bisa menjawab mangapa fenomena ini
terjadi. Jika anda pernah mendengar ilmuwan bernama Jean Piaget. Pasti tidak
asing dengan istilah skema.
Diuraikan oleh dia, kalau skema
dikaitkan dengan teori memori akan berujung kepada setiap perkataan baik itu
yang menyakitkan atau menyenangkan akan diproses oleh memori dan mampu
tersimpan selamanya. Jadi, jangan salahkan ungkapan tersebut akan keluar dari mulut
nya. Lalu, apa yang bisa anda lakukan agar pintu maaf tersebut tak tertutup dan
terkunci dalam ingatan pahit?
Beberapa langkah berikut ini
mungkin bisa membantu anda meyakinkan kalau kesalahan yang pernah anda perbuat
layaknya dimaafkan dan dilupakan.
Introspeksi
Langkah pertama yang harus anda
lakukan adalah introspeksi. Tanyakan pada diri anda apakah tindakan tersebut
benar atau salah. Setelah mengetahui
kesalahan yang telah anda perbuat, anda pun tidak boleh ada alasan lagi menolak
semua konsekuensi atas segala kesalahan.
Buktikan
Setelah mengetahui bahwa apa yang
anda lakukan salah, saatnya untuk konsisten membuktikan bahwa anda menyesali
kesalahan yang pernah anda perbuat. Jangan pernah memperburuk keadaan dengan
melakukan kesalahan yang sama.
Sabar
Istilah kegigihan dan kesabaran
adalah kunci sukses, berlaku juga di sini. Meskipun anda sedang melakukan hal
yang benar, bukan tidak mungkin dirinya akan tetap memberi respon kurang
menyenangkan. Itulah mengapa kesabaran anda dibutuhkan.
Cari Momen Terbaik
Sebuah momen memang kadang
membawa perubahan signifikan dalam sebuah usaha. Begitu pula dalam usaha anda
mendapatkan maaf yang tulus dari dirinya. Momen Idul Fitri seperti saat ini,
jangan anda lewatkan begitu saja. Lupakan rasa sungkan dan segera ungkapkan
dengan tulus padanya permohonan maaf anda.
Menerima
Apabila memang memohon maaf
dengan tulus, seharusnya anda bisa ikhlas menerima apa pun hasilnya. Jangan sesali
semua kebaikan yang telah anda lakukan untuk mendapatkan maaf darinya. Paling
tidak anda telah menunjukan padanya seberapa sungguh-sungguhnya diri anda
menebus kesalahan.
Semoga sharing pengalaman kecil ini bermanfaat bagi anda.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Sabtu, 18 Juli 2015
Suko Waspodo
Ilustrasi: iwanudin
0 comments:
Posting Komentar