Engkau tahu tentang ini. Andai aku melihat di bulan kristal, di
cabang kering musim hujan yang lambat di jendelaku.
Andai aku menyentuh dekat api, abu yang tidak bisa dipalsukan atau batang kayu yang keriput. Semuanya membawaku kepadamu. Seolah-olah segala sesuatu yang ada, aroma, cahaya,logam, adalah perahu kecil
yang berlayar menuju
pulau-pulau milikmu yang menungguku.
Baiklah sekarang, andai sedikit demi sedikit engkau
berhenti mencintaiku. Aku akan berhenti mencintaimu sedikit demi
sedikit pula.
Andai tiba-tiba
engkau melupakan aku, jangan mencari aku.
Karena aku sudah melupakanmu.
Andai engkau pikir itu lama dan gila, angin pesan sepoi yang melewati hidupku. Dan engkau yang memutuskan meninggalkan aku di pantai,
dimana hatiku mengakar. Ingat
bahwa pada hari itu,
pada jam itu, aku akan mengangkat
tanganku dan akar hatiku akan berlalu untuk mencari
tanah baru.
Namun jika setiap hari,
setiap jam, engkau merasa bahwa engkau ditakdirkan untukku
dengan rasa manis yang tak terkatakan.
Jika setiap hari ada bunga
naik ke bibirmu untuk mencari aku, oh cintaku, oh milikku. Maka dalam diriku semua api
itu diulang. Dalam diriku tidak
ada yang padam atau terlupakan,
cintaku memeluk cintamu, kekasihku. Dan selama engkau hidup, akan ada
di pelukanmu tanpa meninggalkan milikku.
***
Solo, Sabtu, 1 Desember 2018. 9:39 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
ilustr: pinterest
0 comments:
Posting Komentar