Welcome...Selamat Datang...

Jumat, 12 Juli 2019

Temanku Pahlawanku



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Kata pahlawan berasal dari bahasa Sansekerta phala-wan. Arti dari istilah Sansekerta tersebut adalah orang yang dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara dan agama.

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 33 tahun 1964 tentang penetapan, penghargaan, dan pembinaan terhadap pahlawan Bab I Pasal 1, yang dimaksud dengan pahlawan dalam peraturan ini adalah sebagai berikut:
  • Warga Negara Republik Indonesia yang gugur atau tewas atau meninggal dunia akibat tindak kepahlawanannya yang cukup mempunyai mutu dan nilai jasa penjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela Negara dan bangsa.
  • Warga Negara Republik Indonesia yang masih diridai dalam keadaan hidup sesudah melakukan tindak kepahlawanannya yang cukup membuktikan jasa pengorbanan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela Negara dan bangsa dan dalam riwayat hidup selanjutnya tidak ternoda oleh suatu tindak atau perbuatan yang menyebabkan menjadi cacat nilai perjuangan karenanya.
Mengapa 'Temanku Pahlawanku"? Ya, karena saya punya teman yang sangat istimewa yang memenuhi pengertian dan kriteria pahlawan seperti tersebut di atas. Siapakah dia? Yuuups, Joko Widodo yang sekarang beken dengan panggilan Jokowi, orang nomer satu negeri ini.

Joko, demikian panggilan akrab dia saat masih menjadi teman sekolah saya di SMA negeri 6 Solo, memang pribadi yang sederhana dan bahkan terkesan lugu saat masih remaja namun sekaligus sosok yang cerdas. Itu dibuktikan dengan prestasi nya yang selalu juara dalam bidang akademiknya.

Berdasarkan pengertian pahlawan di atas, Jokowi jelas dan pasti telah menunjukkan keberaniannya dalam berjuang demi negeri ini. Bukan berjuang dalam peperangan secara fisik namun berjuang dalam bentuk memperbaiki nasib rakyat dan memajukan bangsa.

Sejak terpilih sebagai walikota Solo selama satu setengah periode dia sudah menunjukkan kualitas kepemimpinannya. Oleh kebiasaannya yang tidak biasa dilakukan oleh para pemimpin lain, maka populerlah istilah 'blusukan'. Blusukan yang merupakan perilaku pemimpin yang mau turun ke bawah, bertemu dan berdialog langsung dengan rakyat, sekarang banyak dilakukan juga oleh para pemimpin lain. Dalam contoh ini saja Jokowi sudah layak disebut pahlawan karena menularkan perilaku baik kepada orang lain. Meskipun bagi para politisi yang berseberangan dengan dia selalu dianggap pencitraan.

Keberanian Jokowi membenahi tata administrasi pemerintahan dan tata kelola kota Solo kemudian berlanjut di DKI Jakarta selama  kurang dari setengah periode yang kemudian dilanjutkan oleh wakilnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang juga tak kalah gagah beraninya. Jakarta mengalami perubahan sangat signifikan, hanya sayang Ahok diganjal oleh para politisi busuk dalam pilkada periode berikutnya.

Jokowi yang dipilih secara langsung dan sah oleh rakyat akhirnya mengemban tugas sebagai Presiden RI. Jiwa kepemimpinannya yang tulus dan sederhana kian terasah dalam menangani permasalahan bangsa dan negara. Berbagi prestasi berhasil diraih. Pembangunan infrastruktur, menurunkan angka penganguran, pemberian jaminan sosial, dan pembagian sertifikat tanah hanyalah contoh sebagian kecil prestasinya, dan itu semua sudah berhasil dia laksanakan dalam kurun waktu kurang dari 4 tahun. Sungguh prestasi yang luar biasa. Tak bisa diremehkan juga beberapa penghargaan dunia yang dia terima.

Terlalu banyak kalau saya harus menyebutkan secara rinci semua prestasi Jokowi sejak sebagai walikota Solo atau bahkan saat sebagai Presiden selama ini saja. Seluruh rakyat negeri ini sudah melihat dan merasakan sendiri kemajuan dan peningkatan kesejahteraan selama pemerintahan Jokowi.

Sifat-sifat kepahlawanannya juga tercermin dari sikap konsisten dan kesabarannya. Pahlawan di medan perang memang berisiko dikalahkan atau dilecehkan oleh musuh negara, namun Jokowi sungguh ironis dia difitnah dan dilecehkan justru oleh saudara sebangsa dan setanah airnya sendiri. Para politisi busuk begitu kejam terus berusaha membunuh karakter Jokowi. Sebagai manusia biasa yang pasti memiliki emosi, jangan salahkan Jokowi kalau sampai terucap kata-kata pedas dengan menilai para politisi busuk sebagai politisi sontoloyo dan bahkan genderuwo.

Akhirnya dalam pengamatan dan pengalaman saya sebagai rakyat negeri ini, bukan sebatas sebagai teman Jokowi, saya merasa Jokowi sungguh pahlawan saya meskipun saya bukan ASN atau politisi yang mendapat manfaat dari kepemimpinan dia. Saya merasakan tatanan masyarakat dan negara yang kian baik serta rakyat yang kian dimanusiakan. Saya hanya rakyat jelata yang baru kali ini merasa bangga memiliki presiden seperti dia. Merdeka!

***
Solo, Sabtu 10 November 2018
'selamat hari pahlawan'
Suko Waspodo
ilustrasi: Hari Prast & Yoga Adhitrisna

0 comments:

Posting Komentar