Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Kata pahlawan berasal dari bahasa Sansekerta phala-wan. Arti dari istilah Sansekerta tersebut adalah orang yang dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara dan agama.
Menurut Peraturan
Presiden Republik Indonesia nomor 33 tahun 1964 tentang penetapan, penghargaan,
dan pembinaan terhadap pahlawan Bab I Pasal 1, yang dimaksud dengan pahlawan
dalam peraturan ini adalah sebagai berikut:
- Warga Negara Republik Indonesia yang gugur atau tewas atau meninggal dunia akibat tindak kepahlawanannya yang cukup mempunyai mutu dan nilai jasa penjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela Negara dan bangsa.
- Warga Negara Republik Indonesia
yang masih diridai dalam keadaan hidup sesudah melakukan tindak
kepahlawanannya yang cukup membuktikan jasa pengorbanan dalam suatu tugas
perjuangan untuk membela Negara dan bangsa dan dalam riwayat hidup
selanjutnya tidak ternoda oleh suatu tindak atau perbuatan yang
menyebabkan menjadi cacat nilai perjuangan karenanya.
Mengapa 'Temanku
Pahlawanku"? Ya, karena saya punya teman yang sangat istimewa yang
memenuhi pengertian dan kriteria pahlawan seperti tersebut di atas. Siapakah
dia? Yuuups, Joko Widodo yang sekarang beken dengan panggilan Jokowi, orang
nomer satu negeri ini.
Joko, demikian
panggilan akrab dia saat masih menjadi teman sekolah saya di SMA negeri 6 Solo,
memang pribadi yang sederhana dan bahkan terkesan lugu saat masih remaja namun
sekaligus sosok yang cerdas. Itu dibuktikan dengan prestasi nya yang selalu
juara dalam bidang akademiknya.
Berdasarkan
pengertian pahlawan di atas, Jokowi jelas dan pasti telah menunjukkan
keberaniannya dalam berjuang demi negeri ini. Bukan berjuang dalam peperangan
secara fisik namun berjuang dalam bentuk memperbaiki nasib rakyat dan memajukan
bangsa.
Sejak terpilih
sebagai walikota Solo selama satu setengah periode dia sudah menunjukkan
kualitas kepemimpinannya. Oleh kebiasaannya yang tidak biasa dilakukan oleh
para pemimpin lain, maka populerlah istilah 'blusukan'. Blusukan yang merupakan
perilaku pemimpin yang mau turun ke bawah, bertemu dan berdialog langsung
dengan rakyat, sekarang banyak dilakukan juga oleh para pemimpin lain. Dalam
contoh ini saja Jokowi sudah layak disebut pahlawan karena menularkan perilaku
baik kepada orang lain. Meskipun bagi para politisi yang berseberangan dengan
dia selalu dianggap pencitraan.
Keberanian Jokowi
membenahi tata administrasi pemerintahan dan tata kelola kota Solo kemudian
berlanjut di DKI Jakarta selama kurang
dari setengah periode yang kemudian dilanjutkan oleh wakilnya Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok yang juga tak kalah gagah beraninya. Jakarta mengalami
perubahan sangat signifikan, hanya sayang Ahok diganjal oleh para politisi
busuk dalam pilkada periode berikutnya.
Jokowi yang
dipilih secara langsung dan sah oleh rakyat akhirnya mengemban tugas sebagai
Presiden RI. Jiwa kepemimpinannya yang tulus dan sederhana kian terasah dalam
menangani permasalahan bangsa dan negara. Berbagi prestasi berhasil diraih.
Pembangunan infrastruktur, menurunkan angka penganguran, pemberian jaminan
sosial, dan pembagian sertifikat tanah hanyalah contoh sebagian kecil
prestasinya, dan itu semua sudah berhasil dia laksanakan dalam kurun waktu
kurang dari 4 tahun. Sungguh prestasi yang luar biasa. Tak bisa diremehkan juga
beberapa penghargaan dunia yang dia terima.
Terlalu banyak
kalau saya harus menyebutkan secara rinci semua prestasi Jokowi sejak sebagai
walikota Solo atau bahkan saat sebagai Presiden selama ini saja. Seluruh rakyat
negeri ini sudah melihat dan merasakan sendiri kemajuan dan peningkatan
kesejahteraan selama pemerintahan Jokowi.
Sifat-sifat kepahlawanannya
juga tercermin dari sikap konsisten dan kesabarannya. Pahlawan di medan perang
memang berisiko dikalahkan atau dilecehkan oleh musuh negara, namun Jokowi
sungguh ironis dia difitnah dan dilecehkan justru oleh saudara sebangsa dan
setanah airnya sendiri. Para politisi busuk begitu kejam terus berusaha
membunuh karakter Jokowi. Sebagai manusia biasa yang pasti memiliki emosi,
jangan salahkan Jokowi kalau sampai terucap kata-kata pedas dengan menilai para
politisi busuk sebagai politisi sontoloyo dan bahkan genderuwo.
Akhirnya dalam
pengamatan dan pengalaman saya sebagai rakyat negeri ini, bukan sebatas sebagai
teman Jokowi, saya merasa Jokowi sungguh pahlawan saya meskipun saya bukan ASN
atau politisi yang mendapat manfaat dari kepemimpinan dia. Saya merasakan
tatanan masyarakat dan negara yang kian baik serta rakyat yang kian
dimanusiakan. Saya hanya rakyat jelata yang baru kali ini merasa bangga memiliki
presiden seperti dia. Merdeka!
***
Solo, Sabtu 10 November 2018
'selamat hari pahlawan'
Suko Waspodo
ilustrasi: Hari Prast & Yoga Adhitrisna
0 comments:
Posting Komentar