Hari ini, Senin, 4 Agustus 2014,
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring , di hadapan
jajarannya dalam acara Halal bi Halal,
memohon maaf pada pejabat dan karyawan di lingkungan kementeriannya menjelang
purnatugasnya sebagai menteri.
"Saya pribadi memohon maaf
yang sebesar-besarnya jika selama hampir lima tahun di kominfo ada
kebijakan-kebijakan yang kurang berkenan terkait dengan keputusan-keputusan
selama saya menjadi menteri," kata Tifatul
Ia mengatakan pada akhir masa
jabatannya, apabila ada prestasi yang layak selama dirinya di Kemenkominfo maka
itu merupakan prestasi seluruh karyawan Kemenkominfo. Tifatul menegaskan tidak
akan mengklaim kesuksesan apapun di bidang kominfo sebagai prestasi bagi
pribadinya selama bertugas sebagai Menkominfo.
Pernyataanya sungguh ironis dan
memalukan karena kenyataannya tidak ada prestasi yang sangat berarti di kementeriannya. Paling yang dia banggakan adalah pemblokiran
situs-situs porno, meskipun kenyataannya juga tidak mungkin bisa tuntas.
Sedangkan hal-hal lain yang menyangkut penertiban situs-situs berita maupun
blog-blog yang berisi pemutarbalikan fakta, fitnah dan hasutan yang
membahayakan NKRI hampir tak pernah dia
sentuh.
Ketika rakyat negeri ini tengah
terus belajar untuk berdemokrasi yang semakin baik dan didukung oleh teknologi informasi
yang kian canggih, kementeriannya justru terus mengadakan pembiaran terhadap
perilaku kotor cyber crime, khususnya
di kancah politik. Kita semua tahu saat kampanye pileg yang lalu hingga pasca
pilpres saat ini perilaku kotor para pengguna situs abal-abal sangat massive. Hampir tidak ada penertiban
sama sekali.
Yang paling aktual tentu adalah
tujuh portal berita yang memalsukan nama media nasional ternama di Indonesia.
Tujuh portal mirip blog yang memakai
nama mirip dengan media berita liputan6.com, detik.com, tempo.co,
antaranews.com, tribunnews.com, inilah.com dan kompas.com. Kalau jejaring
sosial media tidak berteriak-teriak tentang kasus ini mungkin Tifatul tidak
akan tahu atau sengaja pura-pura tidak tahu. Padahal pemutarbalikan fakta oleh tujuh portal
tersebut sungguh berbahaya dan memalukan masyarakat pers Indonesia.
Sungguh Kemenkominfo di bawah
kepemimpinan Tifatul Sembiring sangat minim prestasi atau bahkan nyaris tidak
memiliki prestasi yang berarti. Padahal seharusnya bisa menjadi ujung tombak
pencerdasan bangsa melalui optimalisasi pembangunan dan penataan di bidang IT.
Tapi inilah faktanya, 5 tahun tanpa ada manfaat yang bisa kita nikmati dari
kementerian ini. Malahan justru cyber
crime yang kian merajalela.
Salam kritis penuh cinta.
***
Solo, Senin, 4 Agustus 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar