Welcome...Selamat Datang...

Jumat, 01 Agustus 2014

Siapa pun Bisa Menjadi Presiden

Pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat di negeri ini sudah lewat dan penetapan pemenangnya, Joko Widodo-Jusuf Kalla, oleh KPU juga sudah dilakukan. Meski masih menyisakan tuntutan kubu Prabowo-Hatta ke MK namun bisa dipastikan bahwa Joko Widodo akan tetap memenangi pilpres dan menjadi presiden ke 7 Republik Indonesia.

Terpilihnya Jokowi menjadi presiden mengawali lembaran sejarah baru kepemimpinan negeri ini. Presiden pertama Soekarno, dari kalangan teknokrat aktifis, diangkat menjadi presiden oleh para founding father negeri ini yang merupakan pencapaian perjuangan kemerdekaan. Bung Karno menjadi presiden selama 20 tahun dan tanpa melalui pemilihan presiden kembali bahkan nyaris dia mengukuhkan diri menjadi presiden seumur hidup.

Soeharto, saat itu Pangkostrad, diangkat sebagai pengendali pemerintahan melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 yang dikeluarkan oleh presiden Soekarno, meskipun sampai saat ini catatan sejarahnya masih simpang siur kebenarannya mengenai Supersemar itu. Situasi saat itu sedang terjadi pertikaian besar-besaran di negeri ini karena ulah PKI dan para elit politik.  Soeharto menjadi presiden selama 32 tahun melalui 6 kali pemilu legislatif yang selalu dimenangi oleh Golkar (sekarang Partai Golkar) sebagai mayoritas tunggal di parlemen  dan selalu memilih Soeharto menjadi presiden kembali. Kemudian Soeharto lengser, karena gerakan reformasi pada tahun 1998, dan digantikan oleh Habibie yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden.

Pada tahun 1999 dilakukan pemilu legislatif pertama di era reformasi dan selanjutnya dipilih KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai presiden. Inilah awal era presiden dari kalangan sipil dan politisi. Namun Gus Dur hanya memerintah selama 20 bulan, karena hubungannya yang tidak harmonis dengan TNI, Partai Golkar dan elit politik lainnya Gus Dur digoyang oleh parlemen dan akhirnya MPR memberhentikannya sebagai presiden dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.

Selanjutnya negeri ini menerapkan pemilihan presiden secara langsung sejak tahun 2004 dan dimenangi oleh Susilo Bambang Yudoyono yang juga memenangi kembali pilpres 2009 dengan kendaraan politik Partai Demokrat. Tampilnya para politisi sebagai kandidat presiden kian kuat pada era ini.

Pilpres tahun 2014 ini mencatat sejarah baru, pilpres yang sebelumnya selalu diikuti lebih dari 2 pasangan capres-cawapres, kali ini hanya diikuti oleh 2 pasang. Yang paling menarik adalah munculnya tokoh pemimpin baru yang fenomenal, Joko Widodo alias Jokowi. Jokowi bukan dari kalangan politisi dan ketua partai politik meskipun dia diusung oleh PDI-P.

Tampilnya Jokowi menjadikan demokrasi di Indonesia kian marak dan berkualitas. Dia berasal dari rakyat biasa, bukan dari keluarga politisi. Sebelumnya tidak pernah menjadi aktifis partai saat dia terpilih sebagai walikota Surakarta pada tahun 2005 dan terpilih kembali pada tahun 2010. Baru menjabat sebagai walikota Surakarta selama 2 tahun pada perode kedua tahun 2012, dia kemudian terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta. Kepemimpinannya yang senantiasa jujur, sederhana, rendah hati dan merakyat akhirnya membuat dia dicapreskan oleh rakyat melalui PDI-P dan akhirnya terpilih menjadi presiden ke 7 negeri ini.

Jokowi menjadi idola baru bagi semua kalangan, terlebih kalangan rakyat jelata. Gambaran menjadi presiden harus dari kalangan politisi terhapus sudah. Siapapun bisa menjadi presiden asalkan dicintai oleh rakyat. Dicintai oleh rakyat berarti harus punya perilaku yang jujur, rendah hati dan sederhana. 

Selamat berjuang Jokowi, tetaplah menjadi teladan bagi rakyat. Kami kawal kepemimpinanmu dengan penuh semangat.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Rabu, 30 Juli 2014
Suko Waspodo

0 comments:

Posting Komentar