Pemilihan presiden secara
langsung oleh rakyat di negeri ini sudah lewat dan penetapan pemenangnya, Joko
Widodo-Jusuf Kalla, oleh KPU juga sudah dilakukan. Meski masih menyisakan
tuntutan kubu Prabowo-Hatta ke MK namun bisa dipastikan bahwa Joko Widodo akan
tetap memenangi pilpres dan menjadi presiden ke 7 Republik Indonesia.
Terpilihnya Jokowi menjadi
presiden mengawali lembaran sejarah baru kepemimpinan negeri ini. Presiden
pertama Soekarno, dari kalangan teknokrat aktifis, diangkat menjadi presiden
oleh para founding father negeri ini
yang merupakan pencapaian perjuangan kemerdekaan. Bung Karno menjadi presiden
selama 20 tahun dan tanpa melalui pemilihan presiden kembali bahkan nyaris dia
mengukuhkan diri menjadi presiden seumur hidup.
Soeharto, saat itu Pangkostrad,
diangkat sebagai pengendali pemerintahan melalui Surat Perintah Sebelas Maret
(Supersemar) pada tahun 1966 yang dikeluarkan oleh presiden Soekarno, meskipun
sampai saat ini catatan sejarahnya masih simpang siur kebenarannya mengenai
Supersemar itu. Situasi saat itu sedang terjadi pertikaian besar-besaran di
negeri ini karena ulah PKI dan para elit politik. Soeharto menjadi presiden selama 32 tahun
melalui 6 kali pemilu legislatif yang selalu dimenangi oleh Golkar (sekarang
Partai Golkar) sebagai mayoritas tunggal di parlemen dan selalu memilih Soeharto menjadi presiden
kembali. Kemudian Soeharto lengser, karena gerakan reformasi pada tahun 1998,
dan digantikan oleh Habibie yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden.
Pada tahun 1999 dilakukan pemilu
legislatif pertama di era reformasi dan selanjutnya dipilih KH Abdurrahman
Wahid alias Gus Dur sebagai presiden. Inilah awal era presiden dari kalangan
sipil dan politisi. Namun Gus Dur hanya memerintah selama 20 bulan, karena
hubungannya yang tidak harmonis dengan TNI, Partai Golkar dan elit politik
lainnya Gus Dur digoyang oleh parlemen dan akhirnya MPR memberhentikannya
sebagai presiden dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.
Selanjutnya negeri ini menerapkan
pemilihan presiden secara langsung sejak tahun 2004 dan dimenangi oleh Susilo
Bambang Yudoyono yang juga memenangi kembali pilpres 2009 dengan kendaraan
politik Partai Demokrat. Tampilnya para politisi sebagai kandidat presiden kian
kuat pada era ini.
Pilpres tahun 2014 ini mencatat
sejarah baru, pilpres yang sebelumnya selalu diikuti lebih dari 2 pasangan
capres-cawapres, kali ini hanya diikuti oleh 2 pasang. Yang paling menarik
adalah munculnya tokoh pemimpin baru yang fenomenal, Joko Widodo alias Jokowi.
Jokowi bukan dari kalangan politisi dan ketua partai politik meskipun dia
diusung oleh PDI-P.
Tampilnya Jokowi menjadikan
demokrasi di Indonesia kian marak dan berkualitas. Dia berasal dari rakyat
biasa, bukan dari keluarga politisi. Sebelumnya tidak pernah menjadi aktifis
partai saat dia terpilih sebagai walikota Surakarta pada tahun 2005 dan terpilih
kembali pada tahun 2010. Baru menjabat sebagai walikota Surakarta selama 2
tahun pada perode kedua tahun 2012, dia kemudian terpilih sebagai gubernur DKI
Jakarta. Kepemimpinannya yang senantiasa jujur, sederhana, rendah hati dan
merakyat akhirnya membuat dia dicapreskan oleh rakyat melalui PDI-P dan
akhirnya terpilih menjadi presiden ke 7 negeri ini.
Jokowi menjadi idola baru bagi
semua kalangan, terlebih kalangan rakyat jelata. Gambaran menjadi presiden harus
dari kalangan politisi terhapus sudah. Siapapun bisa menjadi presiden asalkan
dicintai oleh rakyat. Dicintai oleh rakyat berarti harus punya perilaku yang
jujur, rendah hati dan sederhana.
Selamat berjuang Jokowi, tetaplah
menjadi teladan bagi rakyat. Kami kawal kepemimpinanmu dengan penuh semangat.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Rabu, 30 Juli 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar