Welcome...Selamat Datang...

Kamis, 07 Agustus 2014

Prabowo yang ‘Tersakiti’, Benarkah?

Dalam pernyataannya di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Sidang Perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014, Rabu 6 Agustus 2014, Prabowo curhat, dimana salah satunya yang menarik bahwa dia merasa ‘tersakiti’ dalam pilpres kali ini. Sungguh ini pernyataan yang menggelikan dan sekaligus semakin membuat masyarakat muak dengan segala perilakunya.

Apabila kita membahas tentang siapa yang tersakiti dalam hal ini tentulah seharusnya Jokowi bukan Prabowo. Seluruh rakyat Indonesia dan bahkan mungkin seluruh dunia  yang mencermati pemberitaan tentang pesta demokrasi negeri ini tahun ini tahu, betapa massive-nya kampanye hitam yang ditimpakan kepada Jokowi. Mulai dari isu Tionghoa, Kristen dan bahkan PKI ditimpakan kepada dia namun semuanya tidak terbukti karena memang itu semua hanyalah perilaku busuk kubu Prabowo saja. Dan setiap kali Jokowi ditanya tentang kampanye hitam yang dikenakan kepadanya dia hanya selalu menjawab dengan santai aku rapopo alias no problem. Kemudian fakta yang membuktikan bahwa akhirnya Jokowi yang memenangi pilpres karena memang dia yang dikehendaki dan dicintai rakyat negeri ini.

Sementara kalau Prabowo merasa tersakiti tentang pemberitaan negatif perilaku dirinya di masa lalu, itu aneh. Dia selama ini hanya menyangkal saja tentang pelanggaran HAM dan rencana kudetanya pada tahun 1998 tetapi tidak mau diusut. Padahal sudah banyak saksi hidup para mantan jendral atasannya yang memberikan pernyataan tentang kebenaran perilaku negatifnya di masa lalu itu.

Kalau Prabowo merasa kecewa karena kalah dalam pilpres kali ini itu wajar tetapi tidak harus merasa tersakiti dan kemudian menuntut KPU melaui MK dengan bukti-bukti kecurangan pilpres yang belum tentu semuanya bisa dia buktikan kebenarannya. Sebagai seorang yang lebih tua dalam usia dan lebih banyak makan asam garam dalam kancah perpolitikan negeri ini dibandingkan dengan Jokowi, seharusnya Prabowo bisa bijaksana dan legowo menerima kekalahan. Bukannya malahan terus menuntut dengan sangat emosional seperti layaknya anak kecil yang kalah dalam suatu permainan. Prabowo seharusnya malu dengan pernyataan dari Jokowi yang mengatakan bahwa Prabowo adalah seorang negarawan padahal kenyayaannya justru kekanak-kanakan.

Berhentilah dengan tuntutan anda yang kekanak-kanakan itu, pak Prabowo. Sesungguhnya bukan anda yang tersakiti melainkan rakyat. Rakyat negeri ini sudah muak dengan semua perilaku anda.

Salam kritis penuh cinta.

***
Solo, Rabu, 6 Agustus 2014
Suko Waspodo

0 comments:

Posting Komentar