Dalam pernyataannya di Mahkamah
Konstitusi (MK) pada Sidang Perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden 2014, Rabu 6 Agustus 2014, Prabowo curhat, dimana salah
satunya yang menarik bahwa dia merasa ‘tersakiti’ dalam pilpres kali ini.
Sungguh ini pernyataan yang menggelikan dan sekaligus semakin membuat
masyarakat muak dengan segala perilakunya.
Apabila kita membahas tentang
siapa yang tersakiti dalam hal ini tentulah seharusnya Jokowi bukan Prabowo.
Seluruh rakyat Indonesia dan bahkan mungkin seluruh dunia yang mencermati pemberitaan tentang pesta
demokrasi negeri ini tahun ini tahu, betapa massive-nya
kampanye hitam yang ditimpakan kepada Jokowi. Mulai dari isu Tionghoa, Kristen
dan bahkan PKI ditimpakan kepada dia namun semuanya tidak terbukti karena
memang itu semua hanyalah perilaku busuk kubu Prabowo saja. Dan setiap kali
Jokowi ditanya tentang kampanye hitam yang dikenakan kepadanya dia hanya selalu
menjawab dengan santai aku rapopo alias
no problem. Kemudian fakta yang
membuktikan bahwa akhirnya Jokowi yang memenangi pilpres karena memang dia yang
dikehendaki dan dicintai rakyat negeri ini.
Sementara kalau Prabowo merasa
tersakiti tentang pemberitaan negatif perilaku dirinya di masa lalu, itu aneh.
Dia selama ini hanya menyangkal saja tentang pelanggaran HAM dan rencana
kudetanya pada tahun 1998 tetapi tidak mau diusut. Padahal sudah banyak saksi
hidup para mantan jendral atasannya yang memberikan pernyataan tentang
kebenaran perilaku negatifnya di masa lalu itu.
Kalau Prabowo merasa kecewa
karena kalah dalam pilpres kali ini itu wajar tetapi tidak harus merasa
tersakiti dan kemudian menuntut KPU melaui MK dengan bukti-bukti kecurangan
pilpres yang belum tentu semuanya bisa dia buktikan kebenarannya. Sebagai
seorang yang lebih tua dalam usia dan lebih banyak makan asam garam dalam
kancah perpolitikan negeri ini dibandingkan dengan Jokowi, seharusnya Prabowo
bisa bijaksana dan legowo menerima kekalahan. Bukannya malahan terus menuntut
dengan sangat emosional seperti layaknya anak kecil yang kalah dalam suatu
permainan. Prabowo seharusnya malu dengan pernyataan dari Jokowi yang
mengatakan bahwa Prabowo adalah seorang negarawan padahal kenyayaannya justru
kekanak-kanakan.
Berhentilah dengan tuntutan anda
yang kekanak-kanakan itu, pak Prabowo. Sesungguhnya bukan anda yang tersakiti
melainkan rakyat. Rakyat negeri ini sudah muak dengan semua perilaku anda.
Salam kritis penuh cinta.
***
Solo, Rabu, 6 Agustus 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar