Cara Menghindari Kewalahan terhadap Tanggung jawab yang Bersaing
Bahkan di masa biasa, banyak orang tua berjuang untuk menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Orang tua sering kali merasa bersalah jika pekerjaan menghalangi mereka untuk menghabiskan waktu sebanyak yang mereka inginkan dengan anak-anak mereka. Dan, orang tua sering kali berjuang untuk tetap bekerja ketika mereka ditarik oleh kewajiban keluarga, seperti merawat anak yang sakit atau kerabat yang sudah lanjut usia.
Perjuangan ini diperburuk oleh pandemi COVID-19; meskipun batasan antara pekerjaan dan kehidupan rumah sudah kabur. Misalnya, jajak pendapat Gallop terhadap orang dewasa yang bekerja di 50 negara bagian menunjukkan bahwa jumlah hari orang dewasa yang dilaporkan bekerja dari rumah berlipat ganda dibandingkan dengan sebelum pandemi, dan satu dari empat orang dewasa melaporkan bekerja sepenuhnya dari rumah.
Musim gugur ini, sebagian besar anak-anak Amerika masih belajar sepenuhnya dari jarak jauh atau kembali bersekolah hanya sebagian waktu. Bagi orang tua yang tidak dapat bekerja dari rumah, meminta anak-anak bersekolah dari rumah menimbulkan kekhawatiran yang sangat berbeda tentang pengasuhan anak.
Menambah tantangan karena pekerjaan dan pendidikan dipindahkan ke rumah adalah bukti yang diterbitkan oleh National Bureau of Economic Research musim panas ini. Sebuah studi terhadap lebih dari 3 juta pekerja di 16 kota di Amerika Utara, Eropa, dan Timur Tengah menemukan bahwa karyawan yang dapat bekerja dari rumah rata-rata bekerja 48,5 menit lebih banyak per hari sekarang daripada sebelum pandemi.
Bagaimana orang tua dapat menyeimbangkan tanggung jawab mereka yang saling bertentangan dan terkadang membebani?
1. Cobalah untuk menetapkan batasan.
Di penghujung hari bekerja dari rumah, matikan komputer untuk mengurangi godaan terus mengecek email selama waktu keluarga. Jika ruang di dalam rumah memungkinkan, buatlah tempat kerja yang ditentukan, idealnya dengan pintu yang tertutup, sehingga anggota keluarga tahu bahwa pekerjaan sedang berlangsung. Sifat pasti dari batasan ini akan bergantung pada logistik Anda sendiri, tetapi tujuannya adalah untuk menghindari perasaan seperti Anda selalu bekerja atau bahwa Anda tidak dapat menemukan waktu tanpa gangguan untuk bekerja.
2. Prioritaskan perawatan diri.
Orang tua yang mengalami tingkat stres yang lebih tinggi lebih cenderung berperilaku tidak konsisten (misalnya, mengancam konsekuensi dari perilaku buruk tetapi tidak menindaklanjuti) dan memperlakukan anak-anak mereka dengan kasar (misalnya, berteriak atau memukul) daripada orang tua dengan tingkat stres yang lebih rendah. Meluangkan waktu untuk perawatan diri dalam bentuk olahraga, bersosialisasi dengan aman dengan teman, atau melakukan hobi yang santai dan menyenangkan adalah penting untuk kesejahteraan orang tua, dan pada gilirannya, kesejahteraan anak-anak mereka.
Mungkin sulit bagi orang tua untuk merasa dibenarkan dalam meluangkan waktu untuk diri mereka sendiri ketika pekerjaan dan kewajiban keluarga terasa mendesak, tetapi perawatan diri penting baik untuk prestasi kerja maupun untuk hubungan keluarga.
3. Mengubah ekspektasi keluarga.
Tenaga kerja rumah tangga dapat dinegosiasikan ulang agar sesuai dengan keadaan yang berubah. Bahkan anak-anak kecil pun dapat membantu pekerjaan rumah tangga sederhana, seperti memberi makan hewan peliharaan dan mengatur meja. Anak-anak yang lebih besar dan remaja dapat mengambil lebih banyak tanggung jawab, termasuk menyiapkan makanan dan mencuci pakaian.
Selama harapan tersebut tidak berlebihan, berkontribusi pada kesejahteraan keluarga dapat menjadi kebanggaan bagi anak dan dapat memberikan mereka keterampilan hidup yang bermanfaat, tidak hanya dalam hal pekerjaan rumah tetapi juga dalam hal mengurus kebutuhan orang lain. .
4. Katakan tidak.
Bersikaplah realistis tentang apa yang dapat dicapai baik di pekerjaan maupun di rumah. Tentu saja, tidak mungkin untuk mengatakan tidak untuk melaksanakan pekerjaan utama atau tanggung jawab keluarga, tetapi mungkin untuk mengatakan tidak pada permintaan yang lebih periferal.
5. Memobilisasi jaringan pendukung.
Memiliki dukungan sosial adalah salah satu prediktor terbaik dari kesejahteraan individu dalam menghadapi stres. Dukungan dapat berbentuk tugas yang nyata, seperti bergiliran dengan teman atau tetangga yang mengawasi pembelajaran jarak jauh anak-anak, dalam pedoman kesehatan dan keselamatan. Dukungan juga bisa bersifat emosional, seperti sekadar berbagi suka dan duka dengan orang kepercayaan tepercaya.
Strategi untuk menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga telah menjadi penting di masa lalu dan akan terus menjadi penting di masa depan. Tetapi itu semua sangat penting sekarang, ketika pandemi telah mengaburkan batasan kita.
***
Solo, Rabu, 16 September 2020. 7:54 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
ilustr: Score
0 comments:
Posting Komentar