Ketika kita dilahirkan tanpa kepemilikan. Cinta yang diterima adalah konsesi kita. Tiada kekhawatiran, tiada ketakutan, tiada masalah, tiada keributan. Dalam pelukan ibu kita menaruh kepercayaan kita.
Tetapi ketika kita tumbuh, kita melihat dan mendambakan, dan terlalu cepat menjadi budak. Semakin banyak kita melihat, semakin banyak yang kita inginkan. Pencarian kita untuk lebih menjadi tak gentar.
Rasa haus kita akan lebih banyak tidak bisa dipadamkan. Semakin kita menangkap, semakin erat kita menggenggam. Kita bergegas dan berkumpul untuk menimbun. Harta menjadi tuan dan kita dewakan.
Dan ketika kita sudah tua dengan harta kita semua menumpuk, sebuah contoh menyedihkan tentang apa yang telah dituai oleh keserakahan. Tangan kita masih mengepal dalam gerakan menggenggam, sampai saat kematian kita, ketika tangan kita terbuka.
***
Solo, Jumat, 10 Juli 2020. 7:09 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
ilustr: Crescent Seo
0 comments:
Posting Komentar