Kita sering mendengar ungkapan sikap hidup 'saya mengalir saja'.
Benarkah hidup atau aktifitas cukup mengalir saja? Sangat menarik untuk
mencermatinya.
Arti kata mengalir menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah bergerak maju (tentang air, barang cair, udara, dan
sebagainya). Selama ini pemahaman kita kalau mendengar ungkapan sikap
hidup 'mengalir' pasti yang dimaksud adalah layaknya air di sungai atau
bahkan ada yang beranggapan seperti kita mengalir ikut arus sungai
(menuju ke laut). Cukupkah kita seperti itu dalam menyikapi hidup kita.
Sesederhana itukah hidup kita?
Kita dan hidup kita tak bisa
dibandingkan seperti air atau benda-benda yang terbawa arus. Air tidak
pernah bisa bergerak mendaki sendiri tapi cenderung ke arah yang lebih
rendah. Kita pasti pernah memperhatikan benda-benda apa yang biasanya
mengambang mengalir di sungai. Pada umumnya adalah limbah atau sampah.
Sampah bisa berupa daun-daunan, plastik, kotoran manusia (maaf), dan
sebagainya.
Kalau kita punya sikap mengalir berarti kita
mengibaratkan diri seperti air yang hanya cenderung mengikuti arah ke
yang lebih rendah tanpa kemungkinan lain atau kita seperti sampah yang
ada di sungai. Separah itukah? Manusia bukan benda mati, apalagi limbah
atau sampah. Manusia adalah makhluk yang bernilai yang melekat pada
dirinya sebagai citra Allah. Manusia tidak seharusnya membiarkan diri
seperti benda atau bahkan sampah yang terbawa arus. Tidak juga harus
pasrah seperti sampah yang tersangkut di pinggiran sungai. Manusia tidak
ditakdirkan melainkan harus senantiasa berkembang semakin baik.
Senantiasa berjuang untuk semakin berkualitas dan bermanfaat sesuai
jatidirinya.
Negara mempunyai cita-cita dan falsafah yang
termuat di dalam pembukaan undang-undang. Setiap organisasi sekecil apa
pun mempunyai visi dan misi untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Demikian pula maka sudah layak dan sepantasnya apabila manusia sebagai
pribadi ciptaan Tuhan yang unik juga mempunyai visi dan misi alias
cita-cita hidup. Kita tidak bisa sekedar mengalir ikut arus atau bahkan
dipermainkan arus.
Meng-update diri setiap saat dengan
terus belajar, bersikap kritis, tanggap terhadap situasi yang senantiasa
berkembang , merupakan beberapa sikap nyata yang menunjukkan bahwa kita
bukan hanya mengalir dalam menjalani kehidupan. Hidup bukan hanya
sekedar pasrah pada nasib.
Penghujung tahun ini merupakan saat
yang tepat untuk mengevaluasi diri. Melihat kembali apa yang sudah kita
kerjakan selama ini. Memeriksa kembali apakah sikap hidup kita sudah
benar dan tepat. Apakah kita sudah hidup dengan menghasilkan manfaat
sebanyak mungkin untuk orang lain? Apabila belum atau masih ada
kelemahan mari diperbaiki. Masukilah tahun baru atau kelanjutan hidup
dengan visi dan misi yang ter-update. Semoga senantiasa sukses dan tidak lupa bahagia.
***
Solo, Jumat, 22 Desember 2017
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
ilustrasi: theodysseyonline
0 comments:
Posting Komentar