Aneh ya, mana mungkin suatu daerah tidak memiliki wilayah laut tetapi
bisa memiliki selat? Tetapi itulah kenyataannya dengan kota Solo di
Jawa Tengah. Kota ini memang tidak memiliki laut atau wilayah yang
berbatasan dengan laut tetapi sungguh memiliki selat Solo.
Selat
Solo adalah salah satu makanan khas di kota Solo. Selat Solo yang
dikenal juga dengan nama bistik Jawa yang sudah diberi modifikasi agar
khas dengan lidah orang Solo ini sebenarnya adalah adaptasi oleh warga
Kraton Solo, untuk makanan bestik lon yang dimaksud beefsteak. Isinya terdiri dari daging sapi diiris agak tipis, sekitar 6-7mm, seukuran 15cm x 7cm. Daging ini dimasak seperti semur.
Selain
daging, dilengkapi dengan kentang goreng. Isi lain adalah buncis dan
wortel iris rebus. Sepotong tomat segar serta daun slada dan acar timun.
Ada juga telur rebus, yang tinggal bagian putih telurnya saja.
Kuningnya, sudah dimasak terpisah, dicampur dengan mustard.
Semua bahan ini disiram dengan sedikit kuah kecoklatan berasa manis.
Untuk memberikan rasa kremes, tidak lupa ditambahkan kripik kentang.
Kuning telur bercampur mustard membuat masakan ini beda dengan semur.
Supaya buncis dan wortel yang dasarnya berasa plain
ini memiliki cita rasa, sebelum disajikan ditumis margarin dengan
bawang merah, tomat potong dan lada. Kentang yang disajikan sebagai
penghasil karbohidrat sengaja diiris tipis agar cepat matang saat
digoreng.
Kuliner khas kota Solo ini sekarang merambah ke Jakarta
demi memenuhi sajian menu rasa kampung halaman. Kata "selat"
mengingatkan pada salad dan steak atau biefstuk. Selat, konon asal katanya dari salad yang kemudian diucap selat. Demikian juga biefstuk yang dilafalkan menjadi bistik.
Selat
Solo ini banyak digemari oleh mereka yang melakukan program diet.
Selain rasanya yang tidak enek, menurut penikmatnya memang untuk
seger-segeran, rasanya juga dimodifikasi agar bisa diterima masyarakat
luas, tapi tidak menghilangkan rasa yang sudah menjadi ciri khasnya.
Rasa
yang segar itu datang dari paduan rasa manis dan asam dari selat Solo.
Rasa manis datang dari kuah berwarna cokelat menyerupai semur. Sedangkan
rasa asam dari mustard yang berwarna kuning. Sejumput mustard biasanya diletakkan di bagian pinggir piring yang berisi sayur dan daging.
Setelah
mustard tercampur dengan kuah, barulah rasa manis, asam, dan gurihnya
selat Solo muncul. Bahan lain dari selat Solo hampir menyerupai salad. Jika salad berbahan
utamanya sayur-mayur atau buah-buahan yang diberi saus dengan berbagai
variasi rasa, dalam selat Solo terdapat buncis, wortel rebus, irisan
acar timun, kentang rebus, kentang kering, irisan tomat segar dan
beberapa lembar daun selada.
Selain itu masih ditambah potongan daging sapi has
dalam dan telur ayam. Sebagai pelengkap kemudian ditambahkan irisan
tipis bawang merah sebagai penyegar. Setelah itu baru disiram kuah. Mustard-nya
sendiri terbuat dari mayonaise, kentang, kuning telur rebus atau
terigu. Sebelumnya bumbu-bumbu dalam adonan mayonaise juga sudah dibuat
sedemikian rupa sehingga mempengaruhi rasa selat Solo. Meski hanya
sejumput mustrad, pengaruhnya penting pada rasanya.
Bagi yang
ingin berbisnis sukses dengan sajian kuliner ini jelas sangat khas dan
pastinya membuka peluang usaha di kota lain selain kota Solo. Makanan
yang berasal dari kota kecil, namun mempunyai komponen cita rasa tinggi
dan sajian yang sangat menarik yang mampu bersaing dengan makanan yang
bertaraf internasional. selat Solo ini cocok untuk melengkapi daftar
menu mulai dari warung pinggir jalan hingga restoran atau hotel
berbintang satu.
Bila anda datang ke Solo, dapat secara mudah
menemukan kuliner ini di pinggir jalan, di warung-warung tenda dengan
harga mulai Rp 20.000 saja. Cukup terjangkau memang, dan anda pun sudah
dapat menikmati steak khas jawa yang terkenal dengan nama selat Solo.
Resep Selat Solo
Bahan:
- 500 gr daging has dalam, potong melintang serat
- 6 bh bawang merah, iris tipis
- 4 sdm kecap manis
- 1 bh tomat, potong-potong
- 1 cm kayumanis
- 2 bh cengkeh
- potong pala
- 2 sdm margarin
- 250 ml air
- Haluskan:
- 5 siung bawang putih
- 1 sdt lada
- 1 sdt garam
Pelengkap:
- 200 gr buncis, potong 3 cm, rebus hingga matang
- 200 gr wortel, potong 3 cm, rebus hingga matang
- 4 putih telur rebus, iris panjang
Saus:
- 4 kuning telur, haluskan
- 150 gr margarin cair
- 3 sdm air jeruk nipis
- 1 sdm gula pasir
- 1 sdt garam
Cara membuat:
Bistik daging:
lelehkan margarin, tumis bawang merah sampai layu, masukkan bumbu
halus, setelah harum, masukkan daging, cengkeh, pala, kayumanis dan air,
masak hingga daging empuk.
Setelah daging empuk tambahkan kecap dan tomat, masak hingga mengental, angkat, sisihkan.
Saus (kuah): campur semua bahan saus hingga rata.
Cara penyajian selat Solo
- Atur sayuran, keripik kentang, dan telur rebus di atas piring
- Taruh potongan bistik lidah dan tuang kuahnya
- Tambahkan satu sendok makan mayones di atas selada
- Sajikan
Ketika
menyantap selat Solo biasanya semua bahan diaduk. Paling tidak mayones
diaduk bersama kuahnya. Mayones berfungsi mengentalkan sekaligus
menambah rasa pada kuah.
Konon, meski namanya selat Solo, masakan
ini sebenarnya merupakan adaptasi dari bistik versi para nyonya dan noni
Belanda di masa kolonial, bukan salad seperti yang biasa muncul dalam menu makanan barat.
Biasanya
pada zaman kolonial dulu, selat Solo dimakan pada antara setelah makan
siang sampai saat makan malam. Sebab selat Solo memang dimakan untuk
digado (tidak menggunakan nasi-red), jadi hanya untuk makanan selingan
saja.
Selamat mencoba salah satu makanan khas Solo ini. Rasakan sensasinya.
Bagi anda yang tidak mampu berenang tidak perlu khawatir, anda tetap bisa menikmati selat Solo.
Salam lezat penuh cinta.
***
Solo, Rabu, 2 Mei 2018
Suko Waspodo
ilustrasi: traveldudes
0 comments:
Posting Komentar