Seringkali kita tanpa sadar menolak penderitaan, kedukaan atau
kekecewaan dan itu bukan hal yang aneh. Orang-orang di sekeliling kita
umumnya akan merasa iba atau kasihan apabila kita mengalami kedukaan,
misalnya saat kita kehilangan orang yang kita cintai.
Namun
kadang ada juga yang mengejek "hanya begitu saja koq nangis" bahkan
sering juga kita mendengar keprihatinan yang dangkal, "dimana imanmu
hanya masalah begini saja sudah tidak kuat". Oleh karena ucapan-ucapan
seperti itu maka lalu kita enggan kelihatan sedih dan berpura-pura diri
dengan menekan semua emosi duka kita. Kita takut dianggap sebagai orang
yang lemah atau kurang beriman.
Tetapi, apabila kita memahami,
sesungguhnya kekecewaan dan bahkan dukacita membawa begitu banyak
manfaat dalam hidup kita. Setiap masalah, termasuk dukacita, bukanlah
semata-mata kelemahan seperti anggapan banyak orang, namun bisa menjadi
kekuatan.
Berikut ini bisa kita coba pahami beberapa manfaat
duka cita. Pertama, dukacita membuat kita lebih sadar terhadap
peristiwa-peristiwa di sekitar kita. Ada nasihat bijak 'lebih baik ke
rumah duka daripada ke rumah pesta'.
Melihat orang yang
berdukacita membantu kita mengalirkan energi empati kepada orang lain.
Kita menjadi peduli kepada orang lain. Lain halnya kalau kita berada di
rumah pesta, kita biasanya cenderung memikirkan kesenangan diri sendiri.
Kedua,
pengalaman dukacita dan kecewa membuat kebahagiaan kita menjadi
sempurna dan utuh. Ada waktu untuk berduka, ada waktu untuk bersuka.
Segala sesuatu ada waktunya. Dukacita dan sukacita seperti dua sisi mata
uang. Hidup baru bernilai jika kita mengalami suka dan duka secara
berimbang.
Ketiga, pengalaman duka cita membuat kita bisa
berempati kepada orang lain. Empati sesungguhnya adalah modal dasar kita
untuk menghibur orang lain.
Keempat, pengalaman dukacita dan
kesulitan sering mendidik kita pada jalan kebenaran. Disiplin atau
ajaran baik awalnya memang mendatangkan duka atau kesulitan namun
akhirnya membuahkan damai. Dukacita dan kesulitan juga sering membantu
kita untuk mengingat Tuhan serta hal-hal kekekalan.
Begitulah
manfaat dukacita. Jangan takut menghadapi kedukaan maupun penderitaan.
Dukacita dan sukacita merupakan dua sisi nyata hidup kita yang
senantiasa ada dan mesti kita terima dan bahkan kita syukuri.
***
Solo, Jumat, 29 Desember 2017
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
WallpaperPaintings doc.
0 comments:
Posting Komentar