apakah engkau berpikir tuk mendengarkan
dapatkah engkau mendengar
mekanika kosmik
bernyanyi kuantum
osilasi orkestra nebular
adalah foton yang bergetar
gelombang demi gelombang
cahaya bintang berkembang harmonis
musik spheres
cincin galactic di telingaku
saat aku berselancar di kekosongan
mencari emas
horizon acara
dari infinity
sumber-sumber kehidupan
tak berujung
energi transenden
waktu terus berjalan
gelombang demi gelombang
setelah sesudahnya
gelombang
angin matahari
kecepatan pemikiran bertiup
dapatkah engkau rasakan
aliran continuum dimensi
pernah pulsar naik
sebagai portal prisma
lebih banyak dari perenungan
tetap membuka cakrawala
lubang cacing kreativitas gravitasi
di mana aku pelangi jatuh
melakukan penyelaman terestrial
ke kedalaman planet
kondisi cahaya suram
dari nasib kekosongan astral
aku melihat bintang menunggu
dalam setelan keringku
kerentanan gelombang beta
menjadi inersia terbuai
untuk tidur entropi
menunggu untuk merenung mendengar
mengangkat jiwa
suara simfonik supernova
trilling transformasi sub-atom
arus kebangkitan
mengirim aku terikat surga
aku berdiri, sekali lagi, di atas
papan ascensionku yang setia
gerakan rancak otak
elemen tak pernah berharga menimbun
berjemur di teleport yang berkilauan
yang akan mengirim aku
ke asal semesta abadi
alam surga
permutasi kebahagiaan abadi
senantiasa surfing meluncur
pada gelombang demi gelombang
gelombang dan gelombang
cinta tidak pernah berakhir
***
Solo, Selasa, 21 Januari 2020. 9:57 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
painting by Hans Peter Fischer
0 comments:
Posting Komentar