Welcome...Selamat Datang...

Selasa, 09 Juni 2020

Minggu Kenangan



















kita bertemu hari itu
seperti yang kuminta tuk bertemu
matahari jatuh
dan memantul di pipimu

senyum bangkit kembali
padamu salam sepintas
mudah disembunyikan
perasaan masih menari

tidak cepat, tidak pergi
engkau tak bisa menghilang sekarang
jantungku tidak berhenti berdarah
untuk alur di alismu

kita membiarkan waktu berlalu
gigitan limun yang dingin dan segar
aku menghirup
aku berharap engkau akan tinggal

namun pada bulan itu
membekukan dedaunan dari pohon
krisis di bawah kaki kita
saat kita berjalan ke hijau

kejelasan menyerang
saat kita menyusuri jalan setapak
aku harus melepaskan
atau aku tidak akan bertahan lama

seperti langit membiarkan matahari
selipkan di belakang bukit jauh
umpan terakhir membuat busur
dan kemudian waktu diam

ketika  dihentikan
aku berpikir kembali
untuk buku itu
yang kita isi
setiap bab cerita
masing-masing gagal
masing-masing kemuliaan

langit berubah biru
dan bintang-bintang keluar
tatapanku berbalik.
seberapa jauh aku akan berteriak

engkau berkata, 
"Makhluk kesepian seperti itu
cahaya di atas sana
yang mereka miliki hanyalah
satu planet yang menatap."

"Setidaknya mereka diawasi
dan tidak dilupakan
semua itu perlu
apakah tatapan mulai berhenti."

aku ingin mengatakan,
"(tolong jadikan ini yang terakhir)."
tetapi engkau masih menyelinap pergi
dari genggaman tangan putihku

pada minggu kenangan
aku teringat hari itu
bahwa aku pertama kali 
menangkap diriku sendiri
mencintaimu

***
Solo, Minggu, 24 Maret 2019. 10:11 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Jessica Zoob

0 comments:

Posting Komentar