tulangmu seperti batu nisan
menonjol di antara kulit tandus
kamu tertawa bisikan orang mati
dan gigimu rontok karena peduli
kamu hancur dengan indah
oleh badai di kepalamu
senyummu hampir mati
kamu tidak tahan melihat dirimu sendiri
kamu telah jatuh di antara yang lain
kerangka siapa mereka dulu
sepasukan tentara yang terluka
berjuang untuk kedamaian dalam jiwa mereka
hitungan tubuh memilukan
untukmu yang membersihkan darah
dan berharap mereka bisa lebih bahagia
saat terengah-engah dengan paru-paru terbakar
lorong sekolah telah diubah menjadi
prosesi pemakaman mundur
mereka meratapi yang hidup
karena mereka semua merasa mati
surga adalah satu-satunya obat mereka
tetapi apa definisi
merindukan keheningan tanpa batas
mulut teredam bersukacita pada kekosongan
segala sesuatu tentangmu salah
tetapi kehadiran individualitas
telah tenang dan begitu juga
suara detak jantungmu
***
Solo, Kamis, 4 April 2019. 6:06 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Willem de Kooning
0 comments:
Posting Komentar