Jalan yang lebih gelap ini menuju jantung kesakitan.
Juga milik-Nya yang cinta-Nya memeluk-Nya
Dalam daging dan menenunnya di dalam rahimnya. Lagi.
Pedang itu menusuk. Dia, yang memeluknya.
Dan lembut dan melindungi putranya yang masih kecil.
Harus berdiri dan menyaksikan kekejaman yang terjadi.
Gadis perdananya. Gelombang rasa sakit yang menyengat.
Dan jatuh sakit melewati wajahnya dan miliknya.
Saat mata mereka bertemu. Sekarang dia merengkuh dunia
Dia mencintai dalam doa; ibu-ibu yang hilang
Siapa tahu sakit-Nya, semua tubuh tertunduk dan meringkuk.
Dalam keputusasaan di jalan air mata ini.
Semua yang berduka dalam keputusasaan terakhir mereka.
Terlipat dalam mantel doanya.
***
Solo, Jumat, 19 April 2019. 11:09 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Malcolm Guite
0 comments:
Posting Komentar