Welcome...Selamat Datang...

Sabtu, 04 Juli 2020

Monolog untuk Bawang















aku tidak bermaksud membuatmu menangis
aku tidak bermaksud apa-apa
tetapi ini tidak membuat engkau bertahan
dari mengupas tubuhku
lapis demi lapis

air mata mengaburkan matamu saat meja terisi
dengan sekam, potong daging
semua puing-puing pengejaran
manusia yang tertipu miskin
engkau mencari hatiku

perburuan yang engkau inginkan
di bawah setiap kulitku
terletak kulit lain
aku bawang murni 
persatuan murni
dari luar dan dalam
permukaan dan inti rahasia

lihatlah dirimu
memotong dan menangis
apakah ini caramu menjalani hidup
pikiranmu
pisau tanpa henti
didorong oleh fantasi kebenaranmu

persatuan abadi
memotong kulit demi kulit
dari berbagai hal
hancurkan dan robek
satu-satunya tandamu
kemajuan
cukup sudah

engkau tidak harus bersedih 
karena dunia dilirik melalui selubung
bagaimana lagi yang bisa dilihat
bagaimana engkau akan merobek 
selubung mata selubung itu

bahwa engkau adalah
engkau yang ingin memahami hati
dari banyak hal
haus untuk tahu di mana artinya kebohongan
cicipi apa yang engkau pegang 
di tanganmu, jus bawang

kulit putih, cabik aku yang menyengat
engkaulah satu-satunya
berkeping-keping
apa pun yang engkau maksud 
untuk mencintai, dalam arti untuk
engkau mengubah diri sendiri
engkau bukan siapa dirimu

jiwamu memotong momen ke momen dengan pisau
keinginan segar, tanah ditaburkan 
dengan kulit yang ditinggalkan
dan di lingkaran terdalammu

bukan satu, bodoh, engkau terbagi dalam hati
hilang dalam labirin kamar, darah, dan cinta
hati yang suatu hari akan mengalahkanmu sampai mati

***
Solo, Selasa, 16 April 2019. 7:57 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Stefan Baumann

0 comments:

Posting Komentar