Welcome...Selamat Datang...

Kamis, 30 Juli 2020

Berbuka dengan Terancam Paha


Hari pertama puasa kali ini Mukidi harus sampai rumah pulang dari kerja usai maghrib. Sebagai seorang dosen swasta, kebetulan pada hari ini dia dapat tugas mengawas ujian tengah semester di kampus tempat dia bekerja. Ujian berlangsung dari pukul 16.30 sampai dengan 18.00.

Sesampainya di rumah dia sudah disambut dengan sumringah oleh Ponirah sang isteri tercinta.

"Ayo, yah kita berbuka puasa bersama. Aku dan anak-anak sengaja menunggu ayah pulang agar kita bisa berbuka puasa bersama. Ibu sudah memasak sayur asem, sambel terasi dan ikan asin layur goreng tepung kegemaran ayah." ajak Ponirah sambil menarik lengan suaminya dengan mesra.

"Aduuuuh...maaf bun, ayah tadi sudah berbuka dengan trancam paha," jawab Mukidi dengan wajah tampak merasa bersalah.

"Apaaa... terancam pahanya siapa? Dasar ayah sudah tua masih suka mengumbar mata jelalatan melototin paha." Ponirah berteriak marah seraya mengibaskan lengan suaminya.

"Sabar, bunda. Maksudnya tadi ayah berbuka puasa bareng temen-teman dosen di kampus dengan menu sayuran dimasak terancam dengan lauk paha ayam. Paham kan maksud ayah?" dengan sabar Mukidi menjelaskan maksud ucapannya tadi kepada isterinya.

"Aaaahh...ayah membuat bunda salah paham dan cemburu saja. Ya sudah, sana ayah mandi dulu dan kemudian kita berangkat ikut Tarawih."

"Syiaaapp... plecident." dengan gaya memberi hormat dan tersenyum lebar Mukidi meledek isterinya. Tentu saja dia dapat hadiah cubitan sayang di lengannya.

Catatan:
Trancam adalah masakan khas Solo yang terbuat dari sayuran mentah daun kenikir, kol,wortel dan kacang panjang dirajang kecil-kecil serta irisan mentimun kemudian dicampur dengan sambal kelapa. Kadang disertai dengan daun kemangi.

***
Solo, Senin, 6 Mei 2019. 7:08 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antolologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: webstagram

0 comments:

Posting Komentar