Pengamat dan pelintas berpaling.
Dan menghapus gambarnya dari ingatan mereka.
Dia menjaga posisinya.
Dia di sini untuk tinggal
Dan membendung arus.
Dia adalah biara
Dari pandangan terakhirnya pada wanita itu.
Keringat berdarah
Dan air mata asin cintanya meresap.
Lipatan pengabdian dan basah.
Lipatan saputangannya, seperti embun.
Pagi, seperti hujan rahmat melembut.
Karena dia menghapus kotoran dari kulitnya,
Dan melihat sekilas keilahian di wajah manusianya
Gambar tersembunyi yang kita miliki bersama,
Melalui semua kerudung
dan selubung kesakitan kami setiap hari.
Wajah Tuhan bersinar sekali lagi.
***
Solo, Kamis, 19 April 2019. 11:57 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Malcolm Guita
0 comments:
Posting Komentar