Welcome...Selamat Datang...

Sabtu, 17 Juli 2021

CSR [16] Praktik Tata Kelola Perusahaan Sama Pentingnya dengan Tanggung Jawab Sosial


Dalam artikel sebelumnya, kita telah melihat bagaimana CSR dipraktikkan oleh perusahaan dan bagaimana saat ini dengan berbagai tantangannya membutuhkan perusahaan untuk bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Dalam artikel ini, kita melihat bagaimana perusahaan pertama-tama perlu menopang mekanisme tata kelola internal mereka sebelum beralih ke dunia luar untuk menunjukkan kepedulian sosial mereka. Fokusnya di sini adalah bahwa kecuali perusahaan mengatur rumah mereka sendiri dalam rangka itu, tanggung jawab sosial tidak dapat dicapai. Kita tidak perlu berbalik lebih jauh daripada contoh Satyam Computers (sekarang digabung dengan Tech Mahindra) di mana perusahaan memang mempraktikkan CSR tetapi secara internal struktur tata kelola perusahaan begitu busuk sehingga penipuan setelah terungkap adalah pikiran yang membingungkan.

Contoh ini menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang baik merupakan prasyarat bagi CSR. Misalnya, berbagai perwalian amal dan 108 layanan Ambulans yang disponsori oleh Satyam kandas begitu skandal diketahui publik.

Ini menunjukkan perlunya tata kelola internal yang baik pertama dan kemudian berlatih CSR karena jika tidak akan ada masalah kredibilitas dan kepercayaan. Contoh lainnya adalah Enron Corporation yang terlibat dalam akuntansi internal yang meragukan dan praktik bisnis yang teduh. Tidak mengherankan bahwa pemegang saham dan pemangku kepentingan lain yang berinvestasi di Enron dibiarkan terperangah dengan tingkat kesalahan tata kelola perusahaan.

Implikasinya jelas. Para pemimpin perusahaan harus berkonsentrasi pertama pada penyediaan tata kelola yang baik dan praktik bisnis yang adil. Maka mereka harus melihat ke arah berlatih CSR. Intinya di sini adalah bahwa perusahaan harus mengikuti pembicaraan di mana CSR terkait dan karenanya, mereka pertama-tama harus berhati nurani secara internal dan eksternal. Ini dapat diaktualisasikan dengan mengikuti akuntansi transparan, pengawasan atas praktik bisnis, dan audit rutin terhadap prosedur dan proses perusahaan. Hanya ketika pelapor didorong dan ada mekanisme untuk penanganan keluhan, barulah ada tata kelola perusahaan yang baik. Dan hanya ketika ada tata kelola perusahaan yang baik, barulah ada kepedulian yang efektif bagi masyarakat.

Kunci yang diambil dari diskusi ini adalah bahwa perusahaan harus mengaktualisasikan visi mereka untuk masyarakat dengan mengikuti praktik bisnis yang sehat yang akan sangat bermanfaat dalam memastikan manfaat reputasi dan daya ingat yang terbaik. Misalnya, perusahaan seperti Infosys dikenal karena tata kelola perusahaan yang baik di seluruh dunia dan karenanya masyarakat mencari mereka untuk bimbingan dan arahan setiap kali masalah etika dan sosial dibahas. Selanjutnya, perusahaan-perusahaan ini menetapkan standar untuk diikuti oleh orang lain dan karenanya dianggap sebagai tolok ukur di mana tata kelola perusahaan harus diukur.

Jelas bahwa tata kelola perusahaan yang baik adalah langkah pertama menuju menjaga karyawan, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya dan karenanya merupakan langkah pertama menuju berlatih CSR. Ketika perusahaan berperilaku dengan integritas dan kepercayaan mereka menghasilkan kepercayaan di antara para pemangku kepentingan yang diterjemahkan ke dalam praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial. Sebagai kesimpulan, tata kelola perusahaan yang baik menjadi lebih penting dari hari ke hari dan dengan serentetan skandal yang telah mengguncang perusahaan-perusahaan besar belakangan ini, sangat penting bagi perusahaan untuk mengikuti praktik bisnis yang sehat.

***
Solo, Sabtu, 2 Mei 2020. 11:21 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
ilustr: Knowledge@Wharton

0 comments:

Posting Komentar