lebih dari seratus kali hormat kami ikuti
peringatan kebangkitan nasional negeri ini
namun tak pernah tersentuh gejolak hati
karena tidak kami rasa perubahan terjadi
upacara hanya menjadi peristiwa rutinitas
tanpa pernah ada peningkatan hidup kualitas
rakyat kecil semakin tergilas ngenas tertindas
para serakah penguasa korup semakin ganas
siapakah sesungguhnya pemilik negeri ini
jika kami hanya selalu alami hidup ngeri
kecemasan mampu bertahan menghantui
meski hanya sekedar tuk makan aking nasi
masihkah kami layak merasa diri manusia
sedang kami selalu alami nyata nelangsa
dibelit kekejaman penguasa menggurita
mencekik kemanusiaan yang semakin sirna
kami yang minoritas semakin amblas digilas
oleh penindas culas yang mayoritas buas
mengaku makhluk penegak manusia asas
tapi menghimpit kami hingga sesak napas
kami tak butuh badut badut berbasa basi
kami butuh dihargai hak kami paling asasi
kami tak butuh khotbah khotbah sok suci
kami butuh dipahami secara manusiawi
kalian yang selama ini kami percayai mandat
untuk menata kami mencapai hidup martabat
nyatanya kami semakin terpuruk melarat
pasti tak salah kalau kami akan menghujat
serahkan kembali milik kami kalian korupsi
kekayaan negeri ini tumpuan harapan kami
enyahlah kalian ke neraka penguasa tirani
kami rakyat inginkan kembali miliki negeri ini
wahai kawan muda yang belum keracunan
negeri ini butuh kemurnian semangat kalian
kobarkan semangat rakyat untuk melawan
para koruptor penjarah rakyat termiskinkan
***
Solo, Senin, 20 Mei 2013, 16:09
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
http://www.kompasiana.com/sukowaspodo_99/kebangkitan-untuk-melawan_54f747a5a33311510f8b4765
0 comments:
Posting Komentar