Maraknya kejadian para petinggi partai dan pejabat negeri ini yang ketangkap tangan korupsi dan memelihara banyak isteri resmi maupun setengah resmi memunculkan cerita menarik dari seseorang yang berprofesi sopir taksi. Dia berbagi cerita kejadian aneh yang menyangkut perilaku sebagian pejabat negeri ini.
Si sopir taksi ini pernah mengalami peristiwa dimana dia harus mencarikan “hidangan” pada seorang pejabat dari Jakarta yang kebetulan sedang ada acara rapat resmi di Solo dan harus menginap. Menurut cerita dari sopir taksi yang layak dipercaya ini, ia dimintai tolong oleh seorang pengusaha sukses di Solo yang harus kena kewajiban menyediakan “hidangan” tadi. Si pengusaha ini merasa jengkel karena sudah berulang kali dia kena kewajiban untuk menyediakan “hidangan” setiap kali ada kunjungan pejabat pusat ke Solo. Dia merasa diperalat untuk menyediakan “hidangan” itu karena “hidangan” itu harus yang mewah.
Nah, ditengah kejengkelannya itulah muncul ide nakal si pengusaha, untuk kali itu dia hanya akan menyediakan ” hidangan” ala kadarnya tapi dikemas seolah “hidangan” mewah. Maka dia meminta tolong si sopir taksi untuk mencarikan “hidangan” kelas kaki lima yang “terlihat bersih” di kawasan merah di Solo dan memintanya membawa bakal hidangan tadi untuk sedikit dipoles sehingga menjadi terkesan “hidangan” kelas bintang lima dan selanjutnya mengantarnya ke hotel tempat menginap pejabat yang minta “hidangan” tadi.
Cerita si sopir taksi ini menunjukkan bagian lain lagi perilaku sebagian pejabat negeri ini. Ada yang gemar membagi-bagi kekayaan hasil korupsi ke para wanita cantik yang bersedia berkencan atau menjadi isteri simpanannya dan ada juga yang menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya untuk menekan orang agar menyediakan apa yang dikehendakinya. Termasuk kehendaknya untuk menikmati “hidangan” kelas bintang lima walau kadang tidak sadar bahwa yang disediakan hanyalah “hidangan” kelas kaki lima.
Tulisan ini hanya sekedar berbagi cerita. Tidak lebih.
Salam damai penuh cinta.
Si sopir taksi ini pernah mengalami peristiwa dimana dia harus mencarikan “hidangan” pada seorang pejabat dari Jakarta yang kebetulan sedang ada acara rapat resmi di Solo dan harus menginap. Menurut cerita dari sopir taksi yang layak dipercaya ini, ia dimintai tolong oleh seorang pengusaha sukses di Solo yang harus kena kewajiban menyediakan “hidangan” tadi. Si pengusaha ini merasa jengkel karena sudah berulang kali dia kena kewajiban untuk menyediakan “hidangan” setiap kali ada kunjungan pejabat pusat ke Solo. Dia merasa diperalat untuk menyediakan “hidangan” itu karena “hidangan” itu harus yang mewah.
Nah, ditengah kejengkelannya itulah muncul ide nakal si pengusaha, untuk kali itu dia hanya akan menyediakan ” hidangan” ala kadarnya tapi dikemas seolah “hidangan” mewah. Maka dia meminta tolong si sopir taksi untuk mencarikan “hidangan” kelas kaki lima yang “terlihat bersih” di kawasan merah di Solo dan memintanya membawa bakal hidangan tadi untuk sedikit dipoles sehingga menjadi terkesan “hidangan” kelas bintang lima dan selanjutnya mengantarnya ke hotel tempat menginap pejabat yang minta “hidangan” tadi.
Cerita si sopir taksi ini menunjukkan bagian lain lagi perilaku sebagian pejabat negeri ini. Ada yang gemar membagi-bagi kekayaan hasil korupsi ke para wanita cantik yang bersedia berkencan atau menjadi isteri simpanannya dan ada juga yang menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya untuk menekan orang agar menyediakan apa yang dikehendakinya. Termasuk kehendaknya untuk menikmati “hidangan” kelas bintang lima walau kadang tidak sadar bahwa yang disediakan hanyalah “hidangan” kelas kaki lima.
Tulisan ini hanya sekedar berbagi cerita. Tidak lebih.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Kamis, 16 Mei 2013
Solo, Kamis, 16 Mei 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar