masih teringat saat kami belajar di sekolah
guru-guru kami selalu mencoba tunjukkan
negeri kita ini laksana ratna mutu manikam
gemah ripah loh jinawi segalanya tersedia
lukisan pemandangan desa selalu diajarkan
kekayaan dan indah alam saat itu nyata ada
memacu hasrat kami membangun negeri ini
namun nyata terbentur para insan serakah
kami pandangi takjub kekayaan negeri ini
meski kami hanya mampu menjerit di hati
karena kami hanya dapat memandanginya
tidak pernah alami adil makmur sejahtera
mengapa semua ini terus terjadi dan menjadi
mereka semakin tak tahu diri memanipulasi
negeri terkorupsi oleh sesat laknat penguasa
hari-hari kami semakin terjerat oleh nestapa
dendang orang bilang tanah kita tanah surga
nyata hidup kami rakyat jelata terlunta-lunta
keluhan kami selalu membentur dinding baja
kami rindukan hidup damai nyaman sentausa
negeri ini dikuasai oleh rezim tak punya malu
saling berpacu mengeruk harta dengan tamak
mungkin kita beda memaknai surga dan neraka
sehingga kesenjangan ini semakin meraja lela
ada yang hilang dalam kehidupan negeri ini
kemakmuran hanya dimiliki para penguasa
kemiskinan senantiasa terasa kian mendera
jeritan kami tenggelam dalam kuatnya tirani
***
Solo. Senin, 24 Juni 2013. 8:33 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
0 comments:
Posting Komentar