awan putih berarak melukis kanvas cakrawala
membelai kebiruan rindu yang semakin meraja
mungkinkah kerontang siang menghapus tulus
tatkala sesal tak lagi bermakna salah terhapus
angin kemarau membawa debu kegalauan
menaburkan pekat di relung dalam kepedihan
masih mampukah usap kata menghapus gelisah
apabila kekhilafan telah menghadirkan amarah
rumput kering semakin merana menangis
saat terik mentari terasa kian perih mengiris
laksana gembala meronta di padang gersang
bahkan ilalang pun seakan geram meradang
perputaran waktu senantiasa tiada menentu
ketika asaku kan mampu kembalikan senyummu
berharap goresan luka tidak semakin menganga
pinta maafku kusertakan dalam setiap khusuk doa
***
Solo, Sabtu, 25 Agustus 2018. 3.01 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: La Alfabeta
0 comments:
Posting Komentar