Resensi secara umum dipahami sebagai ulasan atau penilaian terhadap
sebuah karya. Dalam hal ini karya tersebut bisa bermacam-macam, mungkin
buku, mungkin film, mungkin karya seni atau mungkin pula sebuah produk
teknologi. Penilaian itu harus berkaitan dengan kualitas dari karya yang
sedang dicermati atau diresensi tersebut.
Satu hal yang harus
diperhatikan oleh siapa pun yang akan meresensi sebuah karya yaitu bahwa
penilaian itu harus dilakukan secara seimbang serta proporsional.
Artinya, tidak boleh seorang peresensi itu hanya memberikan penilaian
dan ulasan mengenai segala sesuatu yang positif saja. Namun, tidak tepat
pula apabila resensi itu hanya dilakukan untuk mengorek kelemahan dan
kekurangannya saja.
Kesalahan tersebut sering terjadi apabila
peresensi masih kurang berpengalaman atau terlalu emosional. Harus
diperhatikan bahwa sikap ilmiah anda terhadap terhadap sebuah karya akan
mencerminkan pula siapa sesungguhnya diri anda. Oleh sebab itu,
berhati-hatilah dalam melakukan resensi terhadap sebuah karya. Tetapi
bukan berarti bahwa dengan kehati-hatian tersebut anda lalu boleh
melalaikan kualitas akademik dari sebuah karya.
Jadi, dimensi
obyektifitas itu harus menjadi pertimbangan utama dalam sebuah karya
resensi. Tatkala anda meresensi mohon dipertimbangkan hal-hal berikut
ini: tingkat keahlian atau tingkat kepakaran penulis atau pengarangnya,
pengalaman dan cakrawala pandang penulisnya, analisis di dalam penyajian
materinya, analisis keteknisan penyajiannya, analisis kebahasaannya,
ketajaman dan kekuatan topik serta pembahasannya, kekuatan ekspresinya
dan kekuatan intelektualnya.
Tujuan utamanya adalah agar pembaca
tertarik untuk membaca secara langsung buku yang sedang diresensi
tersebut. Maka, tidak benar kalau sebuah resensi akhirnya justru
mematikan minat pembaca untuk menjangkau bukunya secara langsung.
Dengan
perkataan lain, sesungguhnya peresensi itu adalah jembatan yang akan
menghubungkan sosok penulis atau pengarangnya dengan para pembacanya.
Dengan melakukan resensi, seorang peresensi pun dapat menyampaikan
masukan pembenahan kepada penulisnya sekaligus kepada penerbitnya,
khususnya untuk perbaikan pada edisi-edisi berikutnya.
Pertimbangan
Di
atas sudah disebutkan bahwa dalam meresensi, orang tidak boleh hanya
menyampaikan kekurangan dari buku yang diresensinya. Sebaliknya, lebih
dari semua itu, harus menunjukkan dimensi-dimensi positif dari buku yang
diresensi tersebut. Diharapkan bahwa dengan membaca resensi tersebut
para pembaca akan dapat menentukan secara tepat, apakah harus membaca
buku tersebut lebih lanjut, atau justru menolak untuk mebaca dan
memilikinya.
Secara khusus perlu ditegaskan bahwa
pertimbangan-pertimbangan yang harus dibuat oleh peresensi itu dapat
mencakup keinginan pengarangnya, kepentingan pembacanya, dan materi atau
esensi dari karya yang sedang diresensi tersebut. Tentu saja ketika
menulis buku atau membuat karya tulis, keinginan dari si pengarang atau
si penghasil karya tersebut tidak selalu dapat tertuang secara jelas di
dalam karyanya itu. Dimensi-dimensi yang menyangkut idealisme, filosofi,
paradigma, tidak selalu jelas kelihatan di dalam karya tersebut.
Terkait
dengan semua itu, seorang peresensi harus mampu menggalinya secara
tepat, menafsirkan serta menginterpretasinya secara benar, sehingga
akhirnya dapat dibuat analisis yang komprehensif dari sosok penghasil
karya tersebut. Kepentingan pembaca juga menjadi perhatian penting bagi
seorang peresensi.
Melalui resensi yang dibuat secara baik,
obyektif, tajam, dan mendalam, pembaca alkan terbantu dalam membuat
keputusan yang tepat berkaitan dengan karya itu. Pembaca akan mampu
menentukan secara tepat apakah harus memiliki buku tersebut sesegera
mungkin, atau mungkin malahan harus menundanya, atau bahkan sama sekali
tidak perlu memilikinya karena pertimbangan-pertimbangan tertentu yang
dibuatnya setelah membaca resensi tersebut.
Jadi jelas,
kepentingan pembaca maupun kepentingan penulis atau penghasil karya akan
dapat terakomodasi oleh kepiawaian dan ketepatan resensi yang dibuat
oleh peresensi tersebut. Hal terakhir yang harus disampaikan oleh
peresensi adalah pertimbangan mengenai esensi materi dari buku atau
karya yang sedang diresensi tersebut secara obyektif, konkret, jelas,
dan intelek.
Prinsip Resensi
Beberapa hal berikut ini harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam membuat resensi:
- Bahasa yang digunakan harus jelas, tegas, tajam, akurat.
- Pilihan kata yang digunakan harus baik, tepat, tidak konotatif.
- Format dan isi resensi harus disesuaikan dengan kompetensi, minat, dan motivasi pembaca.
- Obyektif, seimbang, dan proporsional dalam menyampaikan timbangan terhadap buku atau hasil karya.
Unsur-unsur Resensi
Berikut ini disajikan beberapa unsur yang harus dijadikan pertimbangan dalam resensi:
- Estetika perwajahan karya yang sedang diresensi.
- Latar belakang penulisan dan pengalaman penulis.
- Tema dan judul dikaitkan dengan minat pembacanya.
- Penyajian dan sistematika karya yang sedang diresensi.
- Deskripsi teknis buku atau karya yang sedang diresensi.
- Jenis buku atau karya yang sedang diresensi.
- Keunggulan buku atau karya yang sedang diresensi.
- Kelemahan buku atau karya yang sedang diresensi.
Demikianlah
ulasan sederhana tentang pengertian resensi, cara meresensi serta
manfaat resensi, semoga bisa bermanfaat bagi anda. Selamat menikmati dan
mencermati atau meresensi buku, karya penulisan atau karya-karya yang
lain.
'Salam kreatif penuh cinta'
***
Solo, Sabtu, 12 Mei 2018
Suko Waspodo
ilustrasi: pandaibesi.com
0 comments:
Posting Komentar