Setiap tanggal 14 Agustus kita senantiasa diingatkan tentang
eksistensi (pendidikan) pramuka, maka rasanya sangat pantas kalau kita
membahasnya di tulisan kali ini. Pramuka yang selama ini hanya dianggap
sebagai kegiatan ekstra kurikuler, sesungguhnya sangat berperan dalam
membentuk kepribadian bangsa.
Terkait dengan pendidikan karakter
yang saat ini semakin digalakkan, alangkah baiknya kita merevitalisasi
pramuka sebagai bagian dari pendidikan karakter. Pramuka semestinya
dimasukkan dalam pelajaran intra kurikuler seperti mata pelajaran olah
raga.
Pendidikan pramuka sesungguhnya bisa menjadi media
kaderisasi kaum muda untuk mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin
bangsa. Pemerintah, secara khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
sebaiknya menyusun kurikulum khusus untuk pendidikan pramuka sebagai
bagian dari pelajaran utama, bukan lagi hanya sebagai kegiatan ekstra
kurikuler.
Selama ini kegitan pramuka terkesan kurang diminati
oleh para pelajar atau siswa-siswi karena terkesan monoton alias itu-itu
saja kegitannya. Biasanya hanya diisi dengan pengetahuan tentang
tali-temali, berbagai sandi dan kegiatan perkemahan yang berlangsung
dalam bentuk persami (perkemahan sabtu minggu di sekolah) atau
perkemahan di luar sekolah yang berlangsung di bumi perkemahan. Kadang
ada juga yang sedikit beruntung bisa terlibat dalam jambore daerah atau
jambore nasional.
Untuk merevitalisasi, sudah saatnya
(pendidikan) pramuka dimasukkan dalam pelajaran utama, dalam seminggu
mungkin bisa diberi jatah 2 jam pelajaran. Sebagai bentuk kaderisasi,
pendidikan pramuka sebaiknya muatannya berjenjang sesuai dengan usia
dan tahap perkembangan para pelajar atau siswa-siswi. Karena masuk dalam
mata pelajaran utama maka secara otomatis semua pelajar atau
siswa-siswi harus menempuh pendidikan ini.
Pendidikan pramuka
idealnya dimulai pada kelas 4 Sekolah Dasar. Pada jenjang pendidikan
kelas 4-6 SD, pelajaran bisa diisi dengan pengetahuan dasar pramuka,
memperkenalkan sejarah pramuka, memaknai visi dan misinya serta
menanamkan kecintaan pada pramuka. Sebagai pendidikan ketrampilannya
bisa diisi dengan pengetahuan dan praktek tentang tali-temali, berbagai
macam sandi dan tehnik dasar kegiatan perkemahan, di dalamnya tentu
diisi juga dengan kegiatan refreshing bermain dan bernyanyi seperti yang
selama ini dilakukan dalam kegiatan ekstra kurikuler. Sebagai praktek
nyata kegiatan berkemah untuk tahap ini bisa dilakukan persami dulu di
halaman atau lapangan sekolah.
Pada jenjang kelas 7-9 (SMP),
pendidikan pramuka bisa dilanjutkan dengan ketrampilan berorganisasi.
Para siswa-siswi mulai dilatih tehnik diskusi, rapat, debat dan pidato (public speaking) yang baik dan benar. Tak ketinggalan pula latihan untuk dinamika kelompok, pemecahan masalah (problem solving) dan notulensi. Untuk jenjang ini sudah mulai banyak kegitan yang dilakukan di luar sekolah, misalnya hiking dan atau camping di bumi perkemahan.
Selanjutnya
bagi jenjang kelas 10-12 (SMA/SMK), pendidikan berlanjut dalam bentuk
lebih banyak kegitan luar sekolah, yakni terjun dalam masyarakat.
Kegiatan bisa dalam bentuk Kemah Bakti Sosial di pedesaan, Live In
(satu siswa/i tinggal bersama satu keluarga di desa) selama 2 atau 3
hari atau kegiatan sosial kemasyarakatn yang lain khususnya di desa.
Bagi sekolah-sekolah yang lokasinya memang sudah di desa dan siswa/i nya
juga berasal dari desa setempat maka kegiatan sosial kemasyrakatan bisa
dilakukan di kota.
Bagaimana dengan pendidikan pramuka di jenjang
Perguruan Tinggi, apakah masih perlu? Tentu saja masih diperlukan.
Dalam tahap ini mahasiswa/i dilatih tehnik penulisan untuk media massa.
Bisa dalam bentuk untuk mengisi buletin kampus dan media massa mainstream (surat kabar atau majalah cetak) atau di media massa on-line
yang sekarang semakin mudah dan efisien. Sedangkan untuk kegiatan
sosial kemasyarakatan bisa dilaksanakan lagi kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN), yang mana sejak era reformasi kegiatan ini hanya tinggal
dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi tertentu saja. KKN bisa dilaksanakan 1
atau 2 bulan dengan lokasi terutama desa-desa tertinggal di luar Jawa.
Selain itu mahasiswa/i juga bisa berlatih dan terlibat dalam kegiatan
Team SAR.
Demikianlah sedikit sumbangsaran sederhana dalam rangka
revitalisasi (pendidikan) pramuka. Semoga bisa menjadi bahan
pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam rangka ikut mendukung
pendidikan karakter demi kemajuan bangsa kita.
Salam pramuka penuh cinta.
***
Solo, Selasa 14 Agustus 2018
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
ilustrasi: parokimbk
0 comments:
Posting Komentar