aku sedih ketika engkau pergi
aku menangis berjam-jam
tetapi sekarang apa yang aku rasakan
tidak diragukan lagi adalah emosi
yang paling kontradiktif yang pernah kurasakan
aku pikir aku tidak akan pernah melupakanmu
engkau adalah fantasiku yang memesona
yang berakhir dengan nada sedih
engkau adalah emosi pertamaku
yang memikat dari pengabdian utopis
engkau adalah tetesan bintang-bintang
yang menetes ke rambutku dan membuat liar
engkau adalah api dari gairah paling murni
yang membakar aku hidup-hidup
engkau memohon hasrat terdalam
dari sudut paling gelap dari pikiranku
engkau mencintaiku ketika aku menganggap
arti cinta sebagai buang-buang waktu
engkau meninggalkanku seolah-olah aku
seorang paria di atas alas sebuah kuil suci
engkau menghilang seperti houdini
segera setelah lampu kehilangan cahayanya
engkau pun meninggalkan aku
dan menghilang seperti hantu
langsung dari pandanganku
engkau adalah segudang kesempurnaan
yang tampak begitu indah untuk menipu
tetapi ketika engkau pergi
rasanya seperti pecahan kaca merobek hatiku, sakit
dan aku meneriakkan suara yang paling melankolis
pengabdianku berubah menjadi racun
dan tumpah seperti asam di tanah
membara kenangan masa terbaik
dan hangus simfoni bahwa jiwaku bernyanyi
jadi yang ingin aku katakan adalah
aku pikir aku tidak akan pernah melupakanmu
aku juga tidak akan pernah memaafkanmu
aku akan memikirkanmu selama sisa hidupku
hingga hari itu langit pun jatuh
dan menelan kita dalam cahayanya
***
Solo, Sabtu, 7 Desember 2019. 2:24 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
ilustr: Jackie Bryant on Pinterest
0 comments:
Posting Komentar