Welcome...Selamat Datang...

Minggu, 26 Januari 2014

Deklarasi PDI Perjuangan “Pro Jokowi”

Sejumlah kader dan simpatisan mendeklarasikan PDI Perjuangan "Pro Jokowi" (Projo) mendukung gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menjadi calon presiden pada pemilihan Presiden 2014. "Rakyat membutuhkan pemimpin yang mampu membawa perubahan sejati dan membawa bangsa ke arah kemajuan. Jokowi ada di hati rakyat, karena rakyat ada di hati Jokowi," ujar Sekretaris Koordinator Nasional PDI Perjuangan Pro Jokowi, Budi Arie Setiadi, usai acara deklarasi di Jakarta, Sabtu, 21 Desember 2013.

Dia mengatakan PDI Perjuangan Pro Jokowi telah melalui berbagai pergulatan dan diskusi secara intens. Organisasi ini bersifat terbuka, kolektif dan partisipatif di mana seluruh kader dan simpatisan dapat menyalurkan aspirasinya bagi kemajuan bangsa dan negara. "Para penggerak PDI Perjuangan Pro Jokowi sebagian adalah para penggerak Posko Gotong Royong Pro Mega di tahun 1998," kata Budi.

Budi Arie Setiadi, yang mantan wakil ketua DPD PDI Perjuangan DKI tersebut mengatakan bahwa PDI-P adalah partai yang tanggap mendengarkan suara rakyat. Sejarah telah membuktikan, PDI-P menjadi pemenang dan besar ketika terjadinya satu kesatuan nafas dengan rakyat.

Lebih lanjut menurut Budi, organisasi ini adalah tempat berhimpunnya para aktifis partai, kader dan simpatisan partai dan puluhan paguyuban-paguyuban warga daerah-daerah yang berdomisili di Jakarta (seperti paguyuban warga Demak, Pati, Sukoharjo dll) yang menghendaki dan memperjuangkan Jokowi menjadi Presiden RI.

Dia mengatakan bahwa Megawati Soekarnoputri adalah Ibu Bangsa, dan apabila Jokowi sukses menjadi Presiden pada Pemilu 2014, maka baru pertama kali tercatat dalam tinta emas sejarah bangsa, seorang mantan presiden di negeri ini berhasil memberi teladan mengantarkan proses estafet kepemimpinan nasional dengan mempersiapkan kader calon presiden berikutnya sekaliber Jokowi melewati proses kawah candradimuka. "Kapasitas kenegarawanan Ibu Mega pasti mengerti apa yang menjadi harapan dan kehendak rakyat saat ini," ujar Budi .

Sementara itu, salah seorang penggagas deklarasi PDI-P Pro Jokowi Fahmi Alhabsyi mengatakan apa yang diungkapkan hari ini adalah mewakili "silent majority" kader dan simpatisan PDI Perjuangan yang ada di seluruh Indonesia. Diakui atau tidak, kemunculan Jokowi bagi PDI Perjungan adalah "magic moment" yang merupakan kehendak alam.

"Kami tidak rela apabila aset sekualitas Jokowi dicalonkan sepihak sebagai capres oleh partai lain, walau kemungkinan tersebut sangat besar dan sah-sah saja sebagai taktik meningkatkan perolehan suara pada pemilu legislatif 2014," katanya.

Mantan aktivis UI tahun 1998 ini lebih lanjut mengatakan sebagai wadah alat perjuangan serta kekuatan politik rakyat, PDI Perjuangan memiliki kewajiban untuk mendengarkan dan mewujudkan aspirasi rakyat. "Para penggerak PDI Perjuangan Pro Jokowi mencium ada upaya untuk mengadu domba PDI Perjuangan dengan rakyat, dengan mempersiapkan berbagai skenario yang jauh dari harapan rakyat," kata inisiator pemantau pemilu UNFREL 1999 ini.

Dia mengungkapkan ada ancaman yang sangat serius terhadap kesatuan bangsa dan keadilan sosial dengan memudarnya semangat Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Korupsi pun merejalela dihampir semua sektor kehidupan. "Kehancuran dan kemeresotan martabat bangsa, sudah sampai di tepi jurang," ujar Fahmi yang juga mantan caleg PDI-P DPR RI 2009.

Dikatakannya organisasi ini bersifat gotong royong dan rencananya akan tersebar di seluruh Indonesia dalam berbagai bentuknya. Mulai dari posko-posko rakyat hingga berbagai perhimpunan rakyat yang bertujuan mengantar kemenangan bagi Jokowi.

"Perubahan sejati hanya bisa terwujud oleh pemimpin yang memahami penderitaan rakyat dan mampu mengatasi berbagai problem rakyat. Pemimpin rakyat sejati hanya bisa terwujud melalui partisipasi politik, bukannya mobilisasi," jelasnya. Merdeka!

Salam damai penuh cinta.

***
Minggu, 22 Desember 2013

0 comments:

Posting Komentar