Peluang Hidayat Nur Wahid
untuk menjadi calon presiden dari Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) terbuka lebar. Nama Hidayat berada di urutan pertama
sebagai capres idaman pilihan internal, mengalahkan Presiden PKS Anis Matta.
Hal itu terungkap dalam paparan
hasil Pemilihan Raya (Pemira) yang dilaksanakan PKS pada 29 sampai 30 November
lalu di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Hasil Pemira ini akan dibawa ke Majelis Syuro buat digodok dan ditentukan langkah
selanjutnya.
Hasil Pemilihan Raya (Pemira)
Hidayat menduduki peringkat tertinggi dengan perolehan suara 55,670. Sementara
Anis menguntit di posisi kedua dengan 48,153 suara. Kemudian, Ahmad Heryawan,
kerap disapa Aher, bercokol di urutan tiga dengan 46,014 suara, disusul Tifatul
31,714 suara dan Nur Mahmudi dengan perolehan 20,429 suara.
Namun melihat situasi politik saat
ini dan kualitas para capres dari partai lain, sangat kecil kemungkinan mantan
ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu akan bertarung di Pilpres. Salah
satu alasannya karena Hidayat pernah kalah saat bertarung di tingkat kepala
daerah.
Sangat berat elektabilitas HNW di
level nasional. Dahulu saja sudah terbukti di Pilkada DKI lawan Jokowi,
hasilnya seperti apa? Maka sudah bisa kita prediksi akan seperti apa hasilnya
pada level Pilpres.
Hidayat juga memiliki problem di
internal partai berlambang bulan sabit dan padi itu. Jika tetap dipaksakan,
bukan tidak mungkin akan timbul resistensi dari kubu yang kontra dengan
Hidayat. Masih diragukan apakah HNW bisa diterima oleh seluruh kader PKS. HNW sering
disimbolkan salah satu kubu simbol PKS yang banyak bertentangan dengan Fahri
Hamzah, Anis Matta. Potensi perpecahan sangat mungkin terjadi.
Para pengamat politik melihat
pemilihan umum nanti merupakan ujian bagi PKS setelah mencuat kasus korupsi
yang melibatkan mantan presidennya Luthfi Hasan. Diprediksi suara PKS akan
terjun bebas dibanding Pemilu 2009, di mana PKS memperoleh 7,9 persen suara di
2009.
Tanda-tanda ini bisa dilihat dari
beberapa hasil survei sejumlah lembaga. Bahkan PKS diprediksi tidak akan lolos parliamentary threshold (PT) atau ambang
batas parlemen di Pemilu 2014 karena perolehan suaranya di bawah 3,5 persen.
Dalam situasi seperti itu pasti tidak mungkin bagi PKS untuk mengusung capres
dari internal partai.
Jadi, tampaknya HNW hanya akan
menjadi jagoan di kandang saja. Untuk bertarung di Pilpres akan sangat berat.
Capres dari partai lain rata-rata punya elektabilitas yang bagus selain itu
saat ini PKS sedang terpuruk dengan keterlibatan korupsi oleh para mantan
petingginya.
Akhirnya, selamat berbangga diri
menjadi jagoan kandang, HNW. Dalam pilkada saja kalah, maka jangan berharap
menjadi Presiden. Sudahlah, lebih baik menjadi presiden PKS lagi saja, pasti
bisa tercapai dan mungkin bahkan bisa menjadi presiden seumur hidup. Merdeka!
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Senin, 30 Desember 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar