Welcome...Selamat Datang...

Sabtu, 25 Januari 2014

Jokowi ‘Vote Getter’ yang Dahsyat

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo terbukti ampuh meningkatkan perolehan suara partai bila diusung sebagai calon presiden. Hal itu dapat terbukti dari hasil survei yang dilakukan Cyrus Network.

Jokowi terlihat dapat mendongkrak suara partai manapun yang akan mendukungnya sebagai capres pada Pemilu 2014.

Survei dilakukan oleh Cyrus Network mengambil sampel 1.020 responden yang tersebar di 204 desa/keluarah di 33 provinsi. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan margin eror sebesar 3,1 persen. Survei dilakukan dua kali, yakni 21-27 Agustus 2013 dan 13-17 September 2013.

Menurut Eko David Dafianto, Direktur Riset Cyrus Network, apabila PDIP mengusung Jokowi maka kader partai akan memilih partai berlambang Banteng sebanyak 16,2 persen dan pemilih dari non PDIP mencapai 43,9 persen. "Sehingga total PDIP akan mendapat 60,1 persen jika mengusung Jokowi sebelum Pileg 2014," kata Eko di kantor Cyrus Network, Jakarta, Minggu, 15 Desember 2013.

Hasil itu berbeda apabila PDIP mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden. Kader PDIP yang memilihnya hanya 11,2 persen dan dari non PDIP 14,5 persen. Total pemilih yang memilih PDIP dengan capres Megawati hanya 26,4 persen.

Sedangkan hasil lainnya jika PDIP mengusung Prabowo Subianto yang tidak diusung oleh Partai Gerindra, maka pemilih dari kader PDIP sebanyak 8,2 persen dan dari non PDIP 23,3 persen. Total PDIP jika mengusung Prabowo mendapat 32,1 persen.

Hasil lain, seandainya Jokowi diusung oleh Partai Gerindra. Gerindra akan mendapat total pemilih sebanyak 48,0 persen jika mengusung Jokowi, yang terdiri atas 6,0 persen pemilih dari kader Gerindra, dan 42,0 persen pemilih dari non Gerindra.

Jika Gerindra tetap mengusung Prabowo maka kadernya yang akan memilih hanya 7,3 persen dan pemilih dari non Gerindra sebesar 21,9 persen. Total pemilih yang akan memilih Gerindra dengan capres Prabowo mencapai 29,8 persen.

Selanjutnya apabila Gerindra memilih mengusung Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama, maka hanya akan mendapat presentase pemilih sebesar 15,6 persen yang terdiri atas 3,0 persen pemilih dari kader Gerindra dan 12,6 persen dari non Gerindra.

Kemudian Partai Golkar juga mendapatkan 53,0 persen pemilih, yang terdiri atas 14,0 persen pemilih dari kader Golkar, dan 39,0 persen dari non Golkar apabila mengusung Jokowi.

Perolehan presentase itu mengalahkan nama Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie yang hanya mendapat 29,8 persen pemilih. Perolehan pemilih Capres yang sudah diusung Golkar itu merupakan total dari 14,0 persen pemilih dari kader Golkar dan 15,8 persen dari non Golkar.

Sementara seandainya Golkar mengusung mantan Ketua Umumnya, Jusuf Kalla (JK), maka Golkar hanya mendapat 11,2 persen pemilih dari kadernya, dan dari non Golkar 15,4 persen. Total yang memilih Golkar jika mengusung JK adalah 26,6 persen.

Lebih lanjut apabila Partai Bulan Bintang (PBB) mengusung Jokowi, maka perolehan suara yang bisa didapat sebanyak 46,6 persen.

Sedangkan seandainya PKPI mengusung Jokowi maka perolehan suara yang bisa didapat partai pimpinan Sutiyoso itu sebesar 43,5 persen. Terakhir bila Partai NasDem mendukung Jokowi sebagai calon presiden maka partai tersebut dapat memperoleh suara sebanyak 47,9 persen.

Hasil survei ini sungguh menarik. Jadi apapun partainya jika Jokowi capresnya maka kemungkinan besar akan mampu menguasai Senayan. Sungguh Jokowi merupakan vote getter yang dahsyat. Hal ini seharusnya segera disikapi positif oleh PDI-P kalau mereka tidak mau kehilangan momentum. Jokowi merupakan kenyataan sejarah bagi negeri ini dan jangan sampai PDI-P tidak menjadi bagian dari sejarah itu. Merdeka!

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Senin, 16 Desember 2013

0 comments:

Posting Komentar