Lembaga survei Indikator Politik
Indonesia merilis hasil surveinya yang menyatakan bahwa kriteria seorang
presiden yang paling dinantikan adalah mereka yang jujur, amanah dan bisa
dipercaya serta berperhatian pada rakyat. Survei Indikator menunjukkan, pemilih
tak mencari pemimpin yang dipersepsikan pintar. Menurut responden pemimpin yang
pintar justru akan cenderung membodohi dan membohongi rakyat.
Hasil temuan Indikator
menjelaskan, prediksi capres jujur dipilih masyarakat karena sistem yang
dibangun partai cenderung lemah. Artinya, ikatan secara psikologis antara
partai politik dengan pemilih lemah.
Sehingga, disaat bersamaan,
masyarakat pemilih cenderung memisahkan partai sebagai intitusi politik dan
beralih kepada capres secara personal. Dalam hal ini, Indikator menggunakan
pendekatan politik kepada analis politik William Lidle dan Saiful Mujani.
Untuk membuktikan capres jujur
paling diminati masyarakat, Indikator menggunakan konsep dan ukuran seperti
kualitas personal atas penilaian masyarakat.
"Jujur adalah kualitas
personal yang paling penting dimiliki presiden," demikian menurut Direktur
Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi, Minggu, 1 Desember 2013. Sebanyak 51
persen responden menganggap penting kriteria kejujuran ini.
Kriteria kedua yang juga dianggap
penting adalah peduli dan perhatian kepada rakyat. Kriteria ini dipilih oleh 24
persen responden. Sedangkan mampu memimpin dipilih oleh 12 persen responden.
Burhanudin menyampaikan, hanya 1 persen responden yang menganggap pintar
sebagai kriteria seorang pemimpin.
Survei tersebut dilaksanakan pada
tanggal 10-20 Oktober 2013 dengan responden sebanyak 1.200 orang. Tingkat margin of error sebanyak 2,9 persen
dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan wawancara tatap
muka dan dilakukan kontrol kualitas terhadap 20 persen responden.
Hasil survei Indikator Politik
Indonesia menunjukkan Jokowi menjadi tokoh yang paling diminati sebagai calon
presiden. Dalam pertanyaan terbuka, Jokowi dipilih oleh 18 persen responden.
Jika simulasi hanya menyertakan 27 nama tokoh, sebanyak 35,9 persen pemilih
tetap menjagokan Jokowi.
Tingkat elektabilitas Jokowi semakin
melonjak apabila hanya disandingkan dengan empat tokoh yakni Prabowo Subianto,
Aburizal Bakrie, dan Dahlan Iskan. Jokowi
memperoleh angka 47,4 persen. Prabowo dan Aburizal menyusul dengan angka 15,8
persen dan 12,6 persen. Sebanyak 20,5 persen pemilih belum menentukan pilihan
siapa yang menjadi presiden.
Burhanudin Muhtadi mengatakan,
Jokowi dipilih karena dipersepsikan bisa dipercaya atau jujur, berperhatian
kepada rakyat, dan mampu memimpin. Dua kriteria pertama merupakan faktor paling
penting bagi pemilih.
Survei terbaru dari Indikator ini
kian membuktikan kualitas pribadi dan kepemimpinan Jokowi di mata rakyat. Rakyat
membutuhkan pemimpin yang jujur atau bisa dipercaya dan itu mereka dapatkan
pada sosok Jokowi.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Senin, 2 Desember 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar