Seperti kita ketahui bersama
bahwa untuk menjadi caleg lewat partai apa pun harus mendaftar dengan biaya
puluhan juta, maka sangat mustahil untuk kita bisa ketemu caleg yang
benar-benar murni nyaleg demi
kepentingan rakyat. Saat ini yang terjadi adalah caleg untuk kepentingan materi
pribadi. Caleg untuk memperoleh gaji, tunjangan serta pensiun dan syukur-syukur
bisa korupsi tanpa ketahuan.
Dengan situasi itulah kualitas
caleg yang kita temui di setiap pemilu negeri ini, tak terkecuali pemilu 2014
ini. Para caleg sebagian besar bukanlah orang yang memahami rakyat melainkan
para gambler yang mempertaruhkan uang
mereka di pencalegan, kemudian memasang iklan besar-besar dan massive di berbagai media.
Para pemilih, terlebih pemilih
pemula harus cermat dalam menggunakan hak pilihnya. Jangan sampai seperti orang
membeli kucing dalam karung. Caleg artis yang terkenal bukanlah jaminan
kualitas. Bukti terbaru untuk hal ini adalah caleg Angel Lelga dari PPP yang
gelagapan saat diwawancari di acara Mata Najwa di Metro TV baru-baru ini. Mau
menjadi wakil rakyat tapi tidak memahami politik.
Caleg dari orang-orang kaya juga
bukanlah jaminan bahwa mereka tidak akan korupsi. Contohnya adalah keluarga
besar Ratu Atut dari Banten. Meski kaya ternyata mereka tetap serakah juga dan
terlibat dalam korupsi yang menggurita. Jabatan mereka di masyarakat hanya
digunakan untuk semakin memperkaya diri.
Politisi yang sudah terkenal dan
bahkan mantan aktifis reformasi pun juga bukan jaminan akan menjadi wakil
rakyat yang baik. Contoh untuk ini sangat banyak. Kasus keterlibatan korupsi
yang dahsyat para petinggi PKS dan Partai Demokrat adalah contoh paling aktual.
Dalam kampanye berjanji bahwa akan memperjuangkan kepentingan rakyat tetapi
ternyata hanya untuk memperjuangkan kepentingan partai dan nafsu pribadi.
Selain kehati-hatian dalam
memilih caleg nanti, sebaiknya untuk saat ini rakyat juga menjadi fungsi
pengawas untuk para caleg. Artinya silahkan mencermati rekam jejak para caleg.
Apabila kita ketahui ada caleg yang ‘hitam’, mempunyai rekam jejak pernah kriminal
atau korupsi di masa lalu, seharusnya kita laporkan ke KPU atau paling tidak
kita sebarluaskan ‘file’ buruk mereka agar rakyat tidak tertipu memilih mereka.
Mengenai sering terjadinya money politic, baik juga untuk
melaporkannya. Kalau politik uang itu tetap juga dilakukan dengan bagi-bagi
uang kepada masyarakat maupun bagi-bagi hadiah, tidak salah juga tetap menerima
hadiah itu. Menerima uang maupun hadiah janganlah menggiring kita untuk memilih
orang yang memberi hadiah atau uang itu.
Gunakanlah hak kita untuk memilih
sebijak dan seefektif mungkin demi kepentingan rakyat. Pemilu yang berlangsung
lima tahun sekali ini sangat menentukan arah kehidupan berbangsa dan bernegara kita maka jangan sembarangan dalam
memilih. Pilihlah caleg yang benar-benar kita kenal rekam jejaknya. Jangan
sampai kita seperti membeli kucing dalam karung.
Selamat menyambut pesta demokrasi
dan jadilah pemilih yang cerdas. Merdeka!
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Jumat, 17 Januari 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar