Setelah Partai Demokrat yang
selama ini selalu merasa terlalu diberitakan negatif sepak terjangnya, sekarang
giliran Partai Keadilan Sejahtera yang berang karena pemberitaan media.
Juru bicara Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) Mardani Ali menyalahkan media massa atas hasil survei
Pol-Tracking yang menunjukkan bahwa partainya paling banyak diberitakan
negatif. Menurutnya, pemberitaan media terhadap PKS selama ini tidak
proporsional.
"Pertama, tolonglah agar
media semuanya proporsional karena semua tidak proporsional tidak baik. Kalau
anggota tubuh ada yang besar sebelah kan tidak proporsional, tidak baik,"
kata Mardani saat dihubungi Kompas.com, Selasa , 14 Januari 2014.
Lebih lanjut dia mengatakan, partainya bukanlah
satu-satunya partai yang terjerat kasus korupsi. Menurut Mardani, banyak partai
yang terjerat kasus korupsi lebih parah dari PKS. Ia berpendapat bahwa bahwa
kasus korupsi yang menjerat PKS hanyalah kasus dugaan suap kuota impor daging
sapi oleh mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq.
Menurut survei Pol-Tracking, PKS
paling banyak diterpa pemberitaan negatif sepanjang tahun lalu. Pemberitaan
negatif itu terutama keterkaitan kader PKS dengan kasus hukum. "PKS adalah
partai yang memiliki tone pemberitaan negatif paling tinggi dibandingkan partai
lain, yaitu 23,87 persen dari total pemberitaan terhadap partai itu," kata
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda AR dalam diskusi dan
paparan hasil riset tersebut, Selasa, 14 Januari 2014 di Jakarta.
Jumlah media yang dipantau dalam
survei itu adalah lima stasiun televisi, lima media online, dan lima media
cetak. Pemberitaan yang dipantau adalah berita pada program berita siang dan
sore pada Senin hingga Jumat di stasiun televisi TV One, Metro TV, SCTV, RCTI,
dan Trans7 . Sementara itu, media online yang dipantau adalah Detik.com,
Kompas.com, Viva.co.id , Merdeka.com, dan Okezone.com. Adapun media cetak yang
dipantai adalah Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, dan Seputar
Indonesia. Pemantauan dilakukan selama 1 Februari hingga 24 Desember 2013.
Sebenarnya cukup wajar bagi PKS
untuk diberitakan seperti itu oleh media. Risiko yang harus ditanggung sebagai partai
yang mengaku sangat agamis dalam platform politiknya. Partai apapun, apalagi
yang berjubah agama, semestinya pantang untuk makan “daging” haram. Daging
dalam pengertian sesungguhnya daging sapi yang merupakan proyek korupsi maupun daging dalam pengertian uang serta
daging cantik dan wangi yang dipelihara dari pencucian uang. Menghalangi dan bahkan yang lalu melawan penyelesaian
kasus daging haram ini semakin membuka mata rakyat betapa partai yang
bersangkutan tidak mempunyai perilaku politik yang santun apalagi agamis.
Semboyan, slogan maupun visi misi
partai tentu boleh saja mengatasnamakan penegakkan keadilan dan peningkatan
kesejahteraan rakyat namun kalau dalam kenyataannya hanyalah untuk
menyejahterakan para petinggi dan punggawa partai maka rakyat sangat pantas
untuk berhati-hati. Apalagi dalam faktanya justru pernah mencoba melawan
penegakan keadilan maka rakyat sudah seharusnya meninggalkan partai tersebut.
Perilaku partai yang tidak agamis merupakan wujud penghinaan terhadap agama
yang dipakai sebagai kendaraan partai tersebut maka terasa wajar kalau rakyat
negeri ini yang agamis meninggalkan partai ini.
Bukan berarti partai yang tidak
pakai jubah agama lebih bebas korupsi tetapi ada tuntutan masyarakat yang lebih
bagi partai yang berjubah agama untuk senantiasa bersih. Sebenarnya pemberitaan
media itu justru seharusnya disikapi positif oleh PKS dengan membersihkan diri
dari perilaku korupsi dan jangan malahan mengatakan bahwa ada partai lain yang
lebih buruk. Itu pernyataan yang tidak dewasa. Mestinya PKS bersyukur
diingatkan oleh media, berarti masih diperhatikan agar menjadi partai yang baik.
Nasib PKS yang terpuruk
sebenarnya tidak hanya karena pemberitaan media belaka. Rakyat yang semakin
cerdas memang semakin kritis mencermati partai yang hanya pandai bersilat
lidah. NKRI ini milik rakyat yang pancasilais bukan milik mereka yang fanatis
sempit serta pengunyah daging haram. Apabila PKS tidak segera berbenah diri
maka bersiaplah untuk tumbang ditinggalkan oleh masyarakat.
Salam damai penuh cinta.
Referensi Berita: Banyak
Diberitakan Negatif, PKS Salahkan Media
***
Solo, Selasa, 14 Januari 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar