Masih samar gambaran jiwa kita di netra hati. Namun rindu
ini selalu senandungkan puja-puji. Hembusan bayu sampaikan aroma tubuh wangi. Dan
nadi kita hanya alirkan bayang wajah asri.
Masih terlalu muda usia kuncup pertemuan kita. Namun pintu
hati telah terbuka dengan sendirinya. Tumbuhkan hasrat pagutkan raga dalam
sekar cinta. Indahkan sisa masa pelangikan langkah kembara.
Terasa hangat pesona asmara membebat diri. Tak ingin
sedetikpun gejolak rasa berlalu hampa. Tembang cinta melela iringi tarian
naluri purba. Kian melenakan kita dalam belaian gairah insani.
Dingin sepi malam tengarai hadirnya hasrat kita. Saling
mendekap bayang lamunan nan membiru. Mengalir kerinduan kita melalui batin
berpadu. Tak ingin sedetik pun berlalu tanpa desah manja.
Semakin rekat jalinan ingin kita untuk menyatu. Abaikan
semua kata hati yang pernah meragu. Bisikan mesra keindahan cinta semakin
merindu. Ditingkah alunan simponi paduan irama mendayu.
Betapa berharap hidup kita kan penuh warna. Dihiasi kuntum
bunga dan harum pucuk cemara. Biarkan rinai hujan sempurnakan indah cinta.
Percikkan bahagia tanpa dunia menyadarinya.
***
Solo_Bandung, Selasa,
17 Desember 2013. 11:22 pm‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo & Cahaya Lestari
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustrasi: pixgood
0 comments:
Posting Komentar