Laboratorium Psikologi Politik
Universitas Indonesia mengumumkan lima nama tokoh alternatif yang mungkin bisa
menandingi Joko Widodo apabila dia
menjadi calon presiden 2014. Mereka adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wakil
Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama, Anies Baswedan, CEO Trans Corp Chairul
Tanjung, dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad.
Pakar psikologi politik dari
Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, berpendapat bahwa kelima nama tersebut muncul karena dinilai
memiliki integritas dan kompetensi yang mumpuni. "Mereka adalah
'Jokowi-Jokowi' yang lain," kata dia dalam pemaparan survei "Mencari
Lawan Jokowi" di Hotel Morrissey, Jakarta, Minggu, 29 Desember 2013.
Menyampaikan hasil suvei tersebut, Hamdi mengatakan,
kelima tokoh tersebut mendapatkan nilai rata-rata di atas tujuh dari sembilan
dimensi yang diuji. Yakni, visi, kepemimpinan, intelektualitas, kemampuan
politik, komunikasi politik, stabilitas emosi, kemampuan manajerial,
penampilan, dan integritas moral. "Sembilan dimensi tersebut merupakan
dimensi pemimpin yang ideal,"
demikian menurut Hamdi.
Setiap dimensi tersebut pun,
katanya, memiliki subkriterianya masing-masing.
Dalam segi visi misalnya. Dimensi ini menerangkan, tokoh-tokoh tersebut
harus memiliki visi dan program kerja jangka panjang untuk membangun Indonesia,
setidaknya 10-20 tahun. "Dan mampu membawa Indonesia menjadi negara
maju," ujarnya lebih lanjut.
Setiap dimensi diberi peringkat
penilaian, yaitu angka 1 untuk nilai terendah dan 10 untuk nilai tertinggi.
Sampel survei diambil dari 61 opinion leader untuk mencari konsensus. Sejumlah
sampel itu terdiri dari akademikus, pengamat politik, tokoh pers, konsultan
politik, LSM, politikus, mahasiswa, dan profesional.
Metode survei ini menggunakan
Deplhi Methods untuk menjawab permasalahan should be. "Metode ini cocok
untuk pembangunan perkiraan konsensus di masa depan," kata Hamdi.
Selain merilis nama-nama yang dianggap bisa
menandingi sepak terjang Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014 mendatang,
Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia juga merilis puluhan nama
calon presiden yang ditolak publik sesuai survei para pakar.
Menurut penjelasan Hamdi Muluk, kebanyakan para
capres yang ditolak publik itu berasal dari kalangan orang lama dan tua. "Prabowo
Subianto, Rhoma Irama dan Aburizal Bakrie merupakan tiga besar Capres yang
ditolak," papar Hamdi. Setelah itu,
kata Hamdi, Megawati Soekarnoputri (7 persen), Pramono Edhi (3 persen), Wiranto
(3 persen) dan ada 31 persen yang menyebut nama-nama lain.
Menurut Hamdi, ada tren penolakan
publik terhadap tokoh-tokoh lama, khususnya yang dianggap bermasalah dalam
integritas. "Prestasi masa lalu tidak mengesankan dan tidak lagi jadi
inspirasi bagi Indonesia," kata Hamdi.
Nah, kalau sudah begini para
politisi tua tersebut apakah tetap nekad akan nyapres? Semoga mereka tahu diri dan memahami keinginan rakyat yang
semakin cerdas. Akhirnya, selamat datang para capres muda, rakyat menunggu
anda. Merdeka!
Salam damai penuh cinta.
Sumber Berita: tribunnews
***
Solo, Minggu, 29 Desmber 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar