lampiaskan sesalmu atas indah malam
haruskah engkau pungkiri karunia naluri
lalu merasa tertikam kepedihan kelam
kucoba rengkuhmu dalam hangat tulus
rebahkan seluruh rasa pada kenyataan
sadari diri tinggalkan masa lalu terhapus
jangan biarkan raga dalam siksa tertahan
denyut waktu beranjak menuju senja
tiada mungkin engkau cegah hadir ratri
berjuta kali kau nikmati gundah gulana
saatnya engkau bahagia di ujung usia kini
ijinkan aku mengusap derai kepedihanmu
tuk hadirkan kedamaian birasa antara kita
biarkan cinta kita saling meraba nan sendu
dalam dekapan hasrat menggapai nirwana
haruskah engkau pungkiri karunia naluri
lalu merasa tertikam kepedihan kelam
kucoba rengkuhmu dalam hangat tulus
rebahkan seluruh rasa pada kenyataan
sadari diri tinggalkan masa lalu terhapus
jangan biarkan raga dalam siksa tertahan
denyut waktu beranjak menuju senja
tiada mungkin engkau cegah hadir ratri
berjuta kali kau nikmati gundah gulana
saatnya engkau bahagia di ujung usia kini
ijinkan aku mengusap derai kepedihanmu
tuk hadirkan kedamaian birasa antara kita
biarkan cinta kita saling meraba nan sendu
dalam dekapan hasrat menggapai nirwana
***
Solo, Selasa, 7 Januari 2014. 9:07 pm
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: bonzasheila
0 comments:
Posting Komentar