Seperti diketahui, elektabilitas
Partai Demokrat terus merosot setelah sejumlah petingginya terjerat kasus
korupsi. Di antaranya adalah mantan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat
Andi Alfian Mallarangeng, dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas
Urbaningrum.
Begitu banyak kasus korupsi di
Demokrat akhirnya juga menciptakan kegaduhan di internal partai tersebut.
Buntutnya, partai koalisi pendukung pemerintah mulai tidak solid, dan sorotan
publik ke Demokrat juga semakin sinis.
Menurut anggota Dewan Pembina
Partai Demokrat, Hayono Isman, Partai Demokrat merasa dihukum berat oleh publik
sehingga sulit meningkatkan elektabilitasnya. Penyebabnya adalah sederetan
kasus korupsi yang melibatkan para petinggi partai penguasa tersebut selama
ini.
Sudah sewajarnya kalau publik
menghukum berat partai tersebut dan tidak mempercayainya lagi. Mana ada rakyat
mau dikibuli oleh partai yang bersemboyan anti korupsi tapi kenyataannya justru
menjadi partai yang sangat koruptif.
Sangat masuk akal kalau media dan
bahkan sebagian besar publik terus menyoroti sepak terjang partai ini. Apapun
yang dikatakan oleh para pengurus Partai Demokrat dan bahkan Ketua Dewan
Pembinanya sudah tidak dipercaya publik lagi.
Inilah risikonya sebuah partai politik pemenang pemilu apabila tidak
konsisten dan bahkan melanggar janjinya kepada rakyat.
Partai Demokrat akhirnya hanya
tinggal menunggu waktu keruntuhannya. Satu demi satu perilaku busuk para
politisinya dan terutama perilaku korupsinya semakin terkuak. Cepat atau lambat
mereka akan segera berurusan dengan KPK. Apalagi manakala 2014 nanti mereka
tidak lagi memenangi pemilu.
Selamat menyambut keruntuhanmu
Partai Demokrat, publik memang berhak untuk menghukummu. Bersiaplah dengan gemetar
para politisimu yang korup untuk berhadapan dengan hukum.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Sabtu, 4 Januari 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar