Pengamat politik dari Soegeng
Sarjadi Syndicate, Ridho Imawan Hanafi mengatakan, aspirasi yang berkembang di
sebagian besar masyarakat menghendaki Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon
presiden. Saat ditanya soal wacana duet Mega-Jokowi sebagai pasangan dalam
Pemilu Presiden 2014, menurutnya, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan
seharusnya mempertimbangkan aspirasi tersebut dalam menentukan calon
presidennya.
"Tahun 2014 adalah momentum
Jokowi. Bukan momentum Megawati. PDI-P perlu membaca tanda-tanda momentum
ini," kata Ridho saat dihubungi, Senin 16 Desember 2013.
Menurut Ridho, PDI Perjuangan
harus mempertimbangkan dengan matang apabila benar-benar ingin menduetkan
Megawati sebagai calon presiden dan Jokowi sebagai calon wakil presiden.
Masalahnya, kata Ridho, tingkat elektabilitas Jokowi sejauh ini tinggi jika
diposisikan sebagai capres, bukan cawapres. "Artinya, jika sebagai wakil,
Jokowi belum tentu menang," ujarnya.
Sementara itu, ia mengatakan,
selain kalah dari Jokowi, tingkat elektabilitas Megawati juga masih kalah jauh
dibandingkan dengan bakal calon presiden lainnya, seperti Prabowo Subianto dari
Partai Gerindra dan Aburizal Bakrie dari Partai Golkar.
Dengan situasi seperti ini, duet
Mega-Jokowi, katanya, memiliki potensi kekalahan yang jauh lebih besar daripada
potensi kemenangannya. Oleh karena itu, dia pun menyarankan PDI Perjuangan
untuk menjadikan Jokowi sebagai capres.
Lebih lanjut menurut Ridho,
mantan wali kota Solo tersebut tidak hanya memiliki tingkat elektabilitas yang
tinggi sebagai capres, tetapi juga mampu mendongkrak perolehan suara PDI
Perjuangan dalam pemilu legislatif.
"Apabila PDI-P menginginkan
menang dalam pemilu, maka Jokowi harus dicapreskan," tandasnya. Seperti
diketahui, PDI Perjuangan menyerahkan keputusan soal capres kepada Megawati.
Mega masih mendapat dukungan dari internal, dan masuk dalam salah satu skenario
capres PDI Perjuangan. Namun, Mega belum juga memberikan keputusan dan masih
menunggu hasil pileg. Sesuai dengan hasil Rakernas III PDI Perjuangan, Mega
diminta memutuskan capres sesuai dengan kesiapan internal partai dan kondisi
politik terkini.
Kembali hasil survei tetap
menunjukkan Jokowi pada posisi elektabilitas tertinggi. Apabila PDI-P tidak
segera mengambil sikap, sudah banyak pengamat politik yakin bahwa PDI-P akan
kehilangan momentum. Kita tunggu saja perkembangannya. Merdeka!
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Senin, 16 Desember 2013
0 comments:
Posting Komentar