Mencapai orgasme adalah saat yang
didambakan saat melakukan hubungan seksual. Tak heran perempuan yang sulit
orgasme kadang depresi menghadapi kenyataan ini. Tapi bagaimana kalau orgasme
tersebut terjadi terus menerus walau tidak sedang bercinta? Orgasme seperti itu
cenderung menyiksa si penderitanya.
Inilah yang dialami Liz,
perempuan asal Seattle, Amerika Serikat. Apa yang dialaminya mungkin sangat
jarang terjadi. Dia mengalami orgasme
selama tiga jam yang membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit.
Peristiwanya berawal ketika Liz
selesai berhubungan badan dengan kekasihnya, Eric. Namun, setelah hubungan itu
selesai, Liz masih terus merasakan orgasme. Pada awalnya Liz dan Eric tak
begitu memedulikan kondisi tersebut. Namun, setelah satu jam orgasme itu tak
kunjung selesai, Liz menjadi panik.
Liz yang mengungkapkan pengalaman
anehnya itu kepada stasiun televisi TLC, Minggu, 5 Januari 2014, mengatakankan,
dia mencoba berbagai cara mulai dari melompat-lompat, minum anggur, hingga
menggoyang-goyangkan seluruh tubuhnya. Namun, upaya Liz tak membuahkan hasil
dan orgasmenya memasuki jam kedua. Saat itulah, Eric memutuskan untuk membawa
kekasihnya itu ke rumah sakit.
Orgasme Liz masih terus berlanjut
selama satu jam di rumah sakit sebelum kemudian berangsur-angsur reda.
Sayangnya, tidak dijelaskan pendapat dokter rumah sakit soal kondisi yang
menimpa Liz itu.
Dari peristiwa yang dialami Liz
tersebut ada baiknya kita mengenal beberapa jenis orgasme yang kemunculannya
tidak pernah diharapkan dan malah membuat orang menderita, yakni:
Orgasme Spontan
Walaupun sangat jarang, obat antidepresan terutama
golongan Serotonin Selective Reuptake
Inhibitor (SSRI) dilaporkan dapat menyebabkan efek samping berupa orgasme
spontan. Tidak butuh rangsangan seksual untuk jenis orgasme seperti ini, bahkan
bisa terjadi begitu saja ketika sedang menguap.
Mengapa orgasme seperti ini tidak
dikehendaki? Bayangkan saja betapa tidak enaknya jika sedang berada di tempat
umum, lalu tiba-tiba jantung berdesir hingga membuat bulu kuduk merinding atau
mungkin disertai ejakulasi.
Orgasme Saat Tidur
Ada 2 jenis orgasme yang bisa
terjadi saat tidur, pertama adalah mimpi basah yang sering dialami oleh pria
yang sudah mengalami pubertas dan belum mengenal masturbasi. Orgasme ini agak
merepotkan karena mengharuskan seorang pria untuk mengganti sprei dan celana
setelah mengalaminya.
Sementara itu, jenis orgasme saat
tidur yang kedua sama sekali tidak terkait dengan fantasi erotis seperti pada
mimpi basah. Biasanya disebabkan oleh gangguan saraf dan kejiwaan, atau
gangguan tidur seperti seksomnia.
Orgasme Saat Menyusui dan Melahirkan
Pada tahun 2000, sebuah
penelitian di Amerika mengungkap bahwa 40,5 persen wanita pernah mengalami
rangsangan seksual pada payudara saat sedang menyusui. Rangsangan tersebut
bukan dipicu oleh fantasi negatif, melainkan dampak dari aktivitas oksitosin,
hormon yang memicu keluarnya ASI.
Hormon yang sama juga berperan
dalam kontraksi uterus saat orgasme maupun saat melahirkan. Oleh karena itu,
beberapa perempuan dilaporkan dapat mencapai orgasme maupun sekedar merasa
rileks dan terpuaskan saat melahirkan.
Orgasme Akibat Stimulasi Saraf
Pada tahun 1998, dokter saraf
asal California, Stuart Meloy menemukan metode yang sangat ampuh untuk
meredakan nyeri. Cara kerjanya adalah dengan memberi aliran listrik pada saraf
di sekitar tulang belakang.
Meski efektif, cara ini ternyata
menimbulkan efek samping berupa orgasme pada beberapa peserta uji coba. Oleh
karena itu, metode yang sama akhirnya dikembangkan juga untuk mengatasi
gangguan seksual meski hingga saat ini belum dilaporkan.
Apa pun yang kita lakukan atau
alami kalau berlebihan memang tidak nikmat dan bahkan cenderung menyiksa.
Demikian juga dengan orgasme ini. Kita
memang membutuhkannya namun kalau mengalaminya secara berlebihan tentu tidak
terbayangkan tersiksanya. Tulisan kecil ini hanya sekedar berbagi informasi
semoga bermanfaat bagi anda.
Salam sehat penuh cinta.
Sumber Berita: kompas.com
dan detik.com
***
Solo, Selasa, 7 Januari 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar